- Responden Survei Gallup adalah warga berusia di bawah 23 tahun.
- Tidak diketahui apakah warga AS lebih tua terbuka mengaku LGBT.
JERNIH — Polling Gallup yang dirilis Rabu 24 Februari menunjukan satu dari enam warga AS mengklasifikasikan diri sebagai lesbian, gay, biseksual, transgender, dan queer (LGBTQ).
Menyurvei 15 ribu orang berusia di atas 18 tahun dan di bawah 23 tahun, Gallup menemukan 5,6 persen orang AS adalah LBGTQ. Angka ini naik dari 4,5 persen pada tahun 2017.
Dari 15 ribu orang, 54,6 persen mengatakan mereka biseksual, 24,5 persen menyebut diri gay, 11,7 persen mengatakan mereka lesbian, 11,3 persen trangender, dan 3,3 persen lebih suka disebut queer atau orang yang tidak mau diidentifikasi sebagai gender yang bisa dipasangkan.
Responden dapat memilih lebih dari satu kategori survei. Dari 15 ribu yang disurvei, 86,7 persen mengatakan mereka heteroseksual atau straight, 7,6 persen tidak menjawab pernyataan tentang orientasi seksual.
Responden juga ditanya tentang ideologi politik dan identifikasi partai, dan 13 persen mengatakan liberal, 4,4 persen moderat, 2,3 persen yang mengidentifikasi konservatif adalah lesbian, gay, biseksual, dan transgender.
Disebutkan bahwa perbedaan ‘agak kurang diucapkan oleh identifikasi partai daripada ideologi, dengan 8,8 persen pendukung Partai Demokrat, 6,5 persen independen, dan 1,7 persen yang mendukung Partai Republik mengidentifikasi diri LGBTQ.
Perempuan lebih mungkin mengidentifikasi diri sebagai LGBTQ dibanding laki-laki. Menariknya, tidak ada perbedaan pendidikan yang berarti.
Rincinya, 5,6 persen lulusan perguruan tinggi, dan 5,7 persen tidak lulus.
Gallup menambahkan pertumbuhan kni akan terus berlanjut, karena generasi lebih muda semakin banyak mengidentifikasi diri LGBT dibanding generasi sebelumnya.
Pertanyaannya, apakah terjadi pergeseran orientasi seksual di kalangan anak muda. Sejauh ini belum ada survei terhadap orang yang lebih tua, atau di atas 23 tahun.
Perkiraan Gallup orang AS yang lebih tua tidak ingin mengakui dirinya adalah LGBTQ.
