Crispy

Cina Khawatir Kehilangan Populasi 50 Persen tahun 2065

  • Bertahun-tahun Cina menerapkan kebijakan satu anak.
  • Ketika kebijakan itu dicabut, wanita Cina ogah punya anak lebih dari satu.
  • Penyebabnya, kenaikan real estate yang melampaui peningkatan gaji.
  • Jika situasi ini tidak ditangani, jumlah penduduk Cina menyusut dari 1,4 miliar saat ini menjadi 700 juta tahun 2065.

JERNIH — Cina dilanda ketakutan kehilangan populasi sampai setengahnya pada tahun 2065 meski kebijakan satu anak telah dicabut.

Sputnik News menulis sensus tahun 2020 mencatat Cina berpenduduk 1,4 miliar, dan menjadi negeri berpenduduk terbanyak di dunia. Namun angka kelahiran Cina yang 1,3 anak per wanita memicu kekhawatiran luar biasa.

Pakar kependudukan Cina mengatakan agar populasi stabil, angka kelahiran harus 21 anak per wanita. Artinya, setiap wanita Cina harus melahirkan dua anak atau lebih.

Namun Cina telah lama memiliki tingkat kelahiran di bawah 2,1 per wanita karena kebijakan satu anak. Ketika kebijakan itu dimodifikasi, dan kemudian dicabut tahun 2015, angka kelahiran justru menyusut.

Ada dua faktor yang menyebabkan krisis ini. Pertama ekonomi, dan kedua sosial.

Penelitian menunjukan kenaikan harga real estate memiliki efek negatif pada tingkat kelahiran di Cina. Ketika ekonomi Cina berkembang pesar, real estat melampaui kenaikan upah, dan menyebabkan penurunan tingkat kelahiran.

Salah satu konsekuensi kebijakan satu anak adalah populasi Cina sangat tidak seimbang. Tidak hanya sebagian besar penduduk berusia lanjut, dan tidak dapat memiliki anak, tapi penduduk berusia subur cenderung berjenis kelamin laki-laki.

Cina menghadapi krisis tingkat kelahiran akibat kekuatan sosial, ekonomi dan politik. Jika tren tingkat kelahiran negatif Cina tidak dibalik, populasi negara ini akan berkurang separuhnya sebelum proyeksi diantisipasi.

Jiang Quangbao dan rekan-rekannya dari Institut Studi Kependudukan dan Pembangunan Universitas Xian Jiaotong mengatakan; “Jika tingkat kesuburan turun menjadi 1,0 dalam 29 tahun, populasi Cina akan turun setengahnya.”

Sepanjang sejarah manusia, Cina secara rutin menjadi wilayah berpenduduk terbanyak di dunia. Namun jika ketakutan ini menjadi kenyataan, dan penurunan populasi tidak ditangani secara agresif, Cina akan melihat populsinya menyusut dan ekonominya tersendat.

Back to top button