Crispy

Presiden Marah-marah, Fahri Hamzah hingga Rocky Gerung Sindir Jokowi

JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan rasa kecewanya atas kinerja para Menteri beberapa waktu lalu, yang dinilai tidak memiliki progres kemajuan yang signifikan terhadap penangganan Covid-19. Karenanya, menyinggung perombakan kabinet alias reshuffle.

Tindakan Jokowi yang diduga aksi marah-marah tersebut menjadi perbincangan publik. Sebab, sikap marah sang presiden dinilai janggal, karena menggunakan teks pidato.

Menanggapi hal itu, eks Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah, merasa lucu dengan aksi marah-marah Jokowi saat rapat kabinet dua pekan lalu.

“Saya, terus terang baru melihat presiden marah rada serius. Meskipun sebenarnya, kemarahan yang dipandu dengan teks. Saya kasihan juga melihat presiden bisa frustasi seperti itu,” tulis Fahri di akun twitternya, Selasa (30/6/2020).

Fahri mengaku sudah sering mengomentari bagaimana seharusnya presiden mengelola lembaga kepresidenan. Karenanya, menyindir pihak yang menulis teks pidato Jokowi yang membuat dirinya marah-marah.

“Tidak boleh presiden itu kelihatan emosi, marah, kecewa atau kelihatan putus asa. Siapa yang menyiapkan bahan  untuk marah. Siapa yang dimarahi, apakah yang marah dan yang dimarahi ada dalam satu gelombang? Karena Setelah dimarahi kok gak kayak dimarahi,” kata dia.

Senada dengan itu, Rocky Gerung melalui akun Twitternya, @rockygerung_rg, menuliskan sindirannya.

“Marah tapi pakai teks. Memang tempurung kosong,” cuitnya.

“Marah pakai teks. Dungu tanpa teks. Sial lu, ndro,” Rocky menambahkan.

Sebelumnya, Jokowi menyampaikan rasa kecewanya terhadap kinerja para Menteri yang dinilai tidak memiliki progres kemajuan yang signifikan. Menilai kebijakan yang dikeluarkan masih standar atau itu-itu saja.

“Bisa saja membubarkan lembaga, bisa saja reshuffle, sudah kepikiran kemana-mana saya. Entah buat Perpu yang lebih penting lagi, kalau memang diperlukan,” kata Jokowi dalam sebuah video yang diunggah melalui kanal Youtube sekretariat Presiden.

“Saya harus ngomong apa adanya, tidak ada progres yang signifikan, tidak ada,” Jokowi melanjutkan.

Oleh karena itu, Jokowi mengajak para Menteri memiliki rasa pengorbanan yang sama terkait krisis kesehatan dan ekonomi yang dialami Indonesia di tengah pandemi virus corona.

Jokowi juga mengingatkan kepada jajaran Menterinya untuk tak ragu mengeluarkan Peraturan Menteri jika memang diperlukan sebagai upaya menolong Negara dari ancaman krisis.

“Kalau mau minta Perpu lagi saya buatkan Perpu, kalau yang sudah ada belum cukup, asal untuk rakyat, asal untuk negara, saya pertaruhkan reputasi politik saya,” ujar dia.

Jokowi juga menginginkan agar pembayaran tunjangan kepada dokter, dokter spesialis, tenaga medis, hingga peralatan medis segera dikeluarkan.

Back to top button