Pulitzer Prize untuk Tiga Fotografer Kashmir
- Tiga fotografer itu kucing-kucingan dengan tentara India saat mengambil gambar aksi unjuk rasa dan kekejian polisi di Kahsmir.
- Setelah semua kejadian terekam, bagaimana mengirim gambar ke luar saat internet dan telepon diputus.
- Gunakan cara paling purba. Lari ke bandara, bujuk pelancong membawa file foto ke alamat dituju.
- Atas semua itu, tiga fotografer Kashmir dianugerahi Penghargaan Pulitzer.
Kashmir — Agustus 2019 lalu India menindak keras pembangkangan di wilayah Kashmir yang dikuasai. Layanan telepon dan internet, sehingga sulit bagi wartawan untuk menunjukan kepada dunia apa yang terjadi di Kashmir.
Tiga fotografer Associated Press; Dar Yasin, Mukhtar Khan, dan Channi Anand, punya cara lain melaporkan peristiwa itu kepada dunia. Kini, karya mereka dihormati dengan penghargaan Pulitzer 2020 untuk fotografi fitur.
Pemenanga diumumkan secara vitual Senin lalu, karena wabah virus korona.
Dana Canedy, dewan administrator Pulitzer, mengatakan tiga fotografer Kashmir itu terpilih karena gambar-gambar kehidupan yang mencolok.
Pulitzer adalah penghargaan jurnalistik tertinggi, dan berbasis di AS.
Penting, Luar Biasa
Tiga fotografer itu melakukan apa saja untuk mengabadikan adegan kekerasan dengan kamera. Ia menelusuri jalan melewati penghalang, masuk ke rumah penduduk dan bersembunyi, atau menyembunyikan kamera di bawah tas sayuran.
Berhari-hari mereka melakukan itu. Mereka mendapat gambar luar biasa; aksi protes masa, tindakan polisi dan paramiliter, serta kehidupan penduduk terdampak.
Bagaimana mengirim gambar-gambar itu ketika layanan telepon dan internet putus?
Mereka menggunakan cara paling purba. Seluruh file foto mereka bawa ke bandara. Di Bandara, mereka membujuk pelancong yang akan ke New Delhi untuk membawa foto ini ke kantor AP di ibu kota India.
“Kami seperti kucing dan tikus,” kenang Yasin dalam emailnya. “Itu membuat kami lebih bertekad tak pernah bisa dibungkam.”
Yasin dan Khan berbasis di Srinagar. Anand di distrik Jammu.
Anand mengatakan ia tak punya kata untuk diucap ketika dinyatakan sebagai pemenang Pulitzer. “Saya terkejut, dan tak percaya,” katanya.
Gary Pruitt, CEO Associated Press, mengatakan; “Pekerjaan mereka penting dan luar biasa.” Ia juga menyampaikan terima kasih keapda tim di Kashmir, yang membuat dunia dapat menyaksikan peningkatan dramatis perjuangan panjang untuk kemerdekaan sebuah kawasan.
Konflik Kashmir berkobar sekian puluh tahun. Terletak di antara India dan Paksitan, Kashmir berpenduduk mayoritas Muslim. Pakistan dan India saling klaim berhak atas wilayah itu.
Ketegangan memuncak Agustus 2020 lalu, ketika PM India Narendra Modi mencabut sebagia status semi-otonomi, dan membagi Jamuu dan Kashmir menjadi dua wilayah federal.
India mengerahkan lebih banyak pasukan, memberlakukan jam malam, dan pembatasan keras pada hak-hak sipil. India juga menangkap banyak wartawan dengan UU Media Sosial.