Crispy

Qatar Gelar Pemakaman Korban Serangan Israel, Solidaritas Regional Menguat

Para pemimpin regional berkumpul di Doha untuk menyampaikan solidaritas saat pemakaman digelar untuk lima anggota Hamas dan seorang pejabat keamanan Qatar yang tewas dalam serangan Israel hari Selasa.

JERNIH – Upacara pemakaman telah diadakan untuk enam orang yang tewas dalam serangan Israel yang menargetkan para pemimpin Hamas di ibu kota Qatar, Doha. Sementara itu para pemimpin Arab terus mengunjungi negara Teluk itu untuk menyatakan solidaritas.

Rekaman langsung dari televisi Qatar menunjukkan, satu peti jenazah berbendera Qatar dan lima peti jenazah lainnya berbendera Palestina dibawa ke Masjid Imam Muhammad ibn Abd al-Wahhab di Doha, “Suasana hati menjadi suram sejak jumlah korban tewas akibat upaya pembunuhan Israel yang gagal terhadap pimpinan Hamas di Doha diumumkan awal minggu ini,” lapor Osama Bin Javed dari Al Jazeera, kemarin.

“Kami mendengar Perdana Menteri Qatar memberikan doa khusus untuknya pada upacara pemakaman,” tambahnya.

Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani, juga hadir di barisan depan, menandakan bahwa Qatar mendukung rakyatnya, terutama mereka yang telah gugur dalam serangan tak terduga di negara Dewan Kerja Sama Teluk.

Militer Israel menargetkan para pemimpin Hamas di Doha pada hari Selasa (9/9/2025) ketika mereka bertemu untuk membahas proposal gencatan senjata Gaza terbaru yang diajukan Presiden AS Donald Trump.

Setidaknya enam orang tewas dalam serangan itu, termasuk lima anggota Hamas berpangkat rendah. Namun, kelompok itu mengatakan para pemimpinnya selamat dari upaya pembunuhan tersebut. Kopral Qatar Badr Saad Mohammed al-Humaidi al-Dosari juga termasuk di antara yang tewas.

Setelah serangan Doha, Presiden AS Donald Trump mengatakan dia merasa “sangat buruk” tentang lokasi serangan dan kemudian mengatakan kepada wartawan bahwa dia “tidak senang” dengan tindakan Israel.

Mantan penasihat pemerintah Israel Daniel Levy mengatakan serangan Israel terhadap delegasi Hamas di Qatar mengirimkan pesan tidak hanya kepada kelompok Palestina, tetapi juga kepada kawasan.

“Entah ikut serta dalam proyek hegemoni regional kami, yang mencakup penggusuran dan pembersihan etnis warga Palestina, atau kami tantang Anda karena kami didukung Amerika dan kami tak tergoyahkan secara militer,” kata Levy.

Negara-negara Arab Menyatakan Solidaritas

Sejumlah pemimpin Arab dan Muslim datang ke Doha sejak serangan Israel yang belum pernah terjadi sebelumnya, termasuk Presiden Uni Emirat Arab Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan, yang bertemu dengan emir pada hari Rabu.

Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif juga tiba di ibu kota Qatar untuk menyampaikan dukungan negaranya kepada negara Teluk kecil tersebut. Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman, diperkirakan akan tiba di Doha pada hari Kamis.

Emir Qatar juga menerima pesan solidaritas lisan dari Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi pada hari Kamis, yang disampaikan oleh Menteri Luar Negerinya Badr Abdelatty selama pertemuan di Doha.

Kementerian Luar Negeri Mesir mengatakan kunjungan Abdelatty bertujuan untuk menyatakan “solidaritas penuh” negaranya terhadap Qatar dan “untuk membahas cara-cara menangani eskalasi berbahaya Israel dan mengoordinasikan posisi” dengan para pejabat senior Qatar.

Qatar akan mengadakan pertemuan puncak Arab-Islam darurat untuk membahas serangan Israel, menurut kantor berita negara QNA, kemungkinan petunjuk mengenai bentuk respons kolektif regional. Pertemuan puncak akan berlangsung di Doha pada hari Minggu dan Senin.

Pengumuman itu muncul saat Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa membuka sesi darurat pada hari Kamis untuk membahas serangan tersebut, yang ditunda sehari untuk memberi kesempatan kepada Perdana Menteri Qatar menghadiri pertemuan tersebut.

Ke-15 anggotanya, termasuk AS, mengutuk serangan tersebut, meskipun mereka tidak secara khusus menyebut Israel dalam pernyataan mereka, yang menyerukan “de-eskalasi” dan menyatakan dukungan terhadap kedaulatan dan integritas teritorial Qatar.

“Anggota dewan menekankan bahwa pembebasan para sandera, termasuk mereka yang dibunuh oleh Hamas, dan mengakhiri perang dan penderitaan di Gaza harus tetap menjadi prioritas utama kami,” demikian pernyataan tersebut.

Hamas Mengutuk Serangan Tersebut

Juru bicara Hamas, Fawzi Barhoum, dalam pernyataan yang disiarkan televisi pada hari Kamis, mengatakan upaya Israel untuk membunuh delegasi negosiasi Hamas di Doha dan ancaman berkelanjutan untuk menargetkan pimpinan gerakan tersebut di luar negeri menunjukkan kegagalan Israel untuk mencapai tujuannya setelah 23 bulan perang genosida di Gaza yang telah menewaskan lebih dari 64.000 warga Palestina.

Dalam pidato pertama kelompok Palestina sejak serangan hari Selasa, Barhoum mengatakan bahwa kelompok itu akan terus berjuang meskipun ada upaya pembunuhan. “Serangan Israel tidak dapat menggoyahkan tekad kami dengan menargetkan para pemimpin kami,” kata juru bicara Hamas. “Kejahatan itu tidak menargetkan delegasi negosiasi, melainkan seluruh proses negosiasi.”

Serangan pada hari Selasa merupakan serangan pertama Israel terhadap Qatar, yang selama ini menjadi mediator utama dalam perundingan gencatan senjata antara Israel dan Hamas. Perdana Menteri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al Thani, menyebut penargetan Israel terhadap para pemimpin Hamas sebagai “terorisme negara”.

“Akan ada respons dari kawasan ini. Respons ini sedang dalam konsultasi dan diskusi dengan mitra lain di kawasan ini,” ujarnya kepada media AS, CNN, Rabu, seraya menambahkan bahwa “seluruh kawasan Teluk berada dalam risiko”.

Namun, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tampaknya tidak gentar dan mengancam akan melakukan serangan lebih lanjut terhadap Qatar. “Saya katakan kepada Qatar dan semua negara yang melindungi teroris, usir mereka atau bawa mereka ke pengadilan. Karena jika tidak, kami yang akan melakukannya,” kata Netanyahu pada hari Rabu.

Israel telah membunuh banyak pemimpin militer dan politik Hamas dalam dua tahun terakhir, seperti pemimpin politik Yahya Sinwar; komandan militer Mohammed Deif, salah satu pendiri Brigade Qassam pada tahun 1990-an; dan kepala politik Ismail Haniyeh, yang dibunuh di ibu kota Iran, Teheran.

Kementerian Luar Negeri Qatar mengecam pernyataan Perdana Menteri Israel tersebut, dan menyebutnya sebagai “upaya memalukan … untuk membenarkan serangan pengecut yang menargetkan wilayah Qatar, serta ancaman nyata akan pelanggaran kedaulatan negara di masa mendatang”.

Back to top button