Radar Pengintai AS Telan Anggaran Rp 24,5 T
JAKARTA – Radar pengintaian, yang mampu melacak benda-benda kecil di orbit Bumi, membutuhkan waktu lima tahun untuk menyelesaikan hal tersebut dan menelan anggaran sekitar 1,5 miliar dolar AS atau sekitar Rp24,5 triliun dengan nilai tukar Rp16.000.
Dirilis media Amerika, Senin (30/3/2020), Pasukan Luar Angkasa AS mengumumkan dalam siaran persnya bahwa situs radar pengintai ruang angkasanya, yang dikenal sebagai ‘Pagar Luar Angkasa’, sekarang beroperasi setelah lima tahun konstruksi.
Radar yang terletak di Pulau Kwajalein di Republik Kepulauan Marshall, akan digunakan untuk melacak benda-benda kecil di orbit Bumi yang rendah dan menyediakan kemampuan pencarian benda-benda di orbit yang lebih tinggi.
Semua data yang dikumpulkannya akan dikirimkan ke Space Surveillance Network militer, yang saat ini dikatakan melacak lebih dari 25.000 objek.
“Pagar Luar Angkasa sedang merevolusi cara kita memandang ruang angkasa dengan menyediakan data orbital tepat waktu, tepat pada objek yang mengancam aset militer dan komersial ruang angkasa tak berawak dan tak berawak,” kata Kepala Operasi Ruang Angkasa, Jenderal John Raymond.
Pentagon mengklaim, apa yang disebut Pagar Luar Angkasa menyediakan data posisi yang tepat untuk apa yang disebutnya sebagai ‘Kesadaran Domain Ruang Angkasa’ untuk mempertahankan katalog objek ruang angkasa yang akurat dan terkini, memastikan keselamatan orbit, dan memberikan peringatan dini untuk acara bersama dan indikasi potensi ancaman.
Pada tanggal 26 Maret 2020, Angkatan Udara AS meluncurkan roket Atlas V, tahap pertama yang ditenagai oleh mesin RD-180 buatan Rusia.
Angkatan Antariksa tetap menjadi bagian dari Angkatan Udara, tetapi diatur untuk menjadi cabang keenam angkatan bersenjata AS bersama Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara, Marinir dan Penjaga Pantai. [Fan]