Ranjang Rumah Sakit Bergoyang, Jakarta Kembali Berlakukan PSBB
Tingkat hunian ruang isolasi di 67 rumah sakit rujukan COVID-19 di Jakarta saat ini 77 persen, dan tingkat hunian ICU 83 persen
JERNIH—Dengan komitmen utama menyelamatkan warga dari cekikan pandemi Corona, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kembali memberlakukan pembatasan social berskala besar alias PSBB. Bantuan makanan akan diberikan kepada mereka yang paling rentan sementara pembatasan yang lebih ketat diberlakukan.
“Ini soal menyelamatkan warga Jakarta,” kata Anies Baswedan, tegas. “Jika dibiarkan, rumah sakit tidak akan bisa menampung lebih banyak pasien dan kita akan melihat kematian meningkat.”
Dengan semua kondisi tersebut, kata Anies, Jakarta akan mengaktifkan kembali pembatasan sosial berskala besar (PSBB) “sesegera mungkin”, karena peningkatan infeksi virus corona mengancam warga.
Dalam beberapa catatan terakhir, Jakarta telah mencatat rata-rata harian lebih dari 1.000 kasus baru bulan ini. Sekarang bahkan telah mencapai hampir 43.400 infeksi dan 1.330 kematian akibat COVID-19 sejak pandemi dimulai, sebagaimana data pemerintah pusat.
Tingginya kasus corona di DKI Jakarta tak bisa dilepaskan dari jumlah tes corona yang dilakukan warga. Jakarta menjadi provinsi dengan jumlah tes COVID-19 terbanyak dibandingkan provinsi lain. Mereka yang dites dengan metode PCR dalam satu pekan terakhir sebanyak 55.424 orang atau telah berada di atas target WHO untuk Jakarta minimum melakukan tes 10.645 orang per pekan. Sementara, persentase kasus positif COVID-19 dalam sepekan terakhir sebesar 13,2 persen.
Kasus positif COVID-19 di DKI Jakarta mayoritas berasal dari klaster perkantoran. Hal ini tak terlepas dengan kebijakan pelonggaran aktivitas masyarakat yang diambil Anies dalam PSBB transisi fase satu.
Karena itulah Ibu Kota akan memberlakukan kembali pembatasan serupa dengan yang diberlakukan dari April hingga Juni, ketika transportasi umum dibatasi dan makan di restoran dilarang, tempat ibadah dibuka hanya di level kampung atau komplek, kerumunan tak diperbolehkan, serta meniadakan sementara pembatasan lalu lintas berdasarkan nomor ganjil genap. “Bekerja dari kantor akan dilarang mulai Senin,” ujar Gubernur Anies.
Dalam sebuah pernyataan yang dikutip Reuters, Anies mengatakan, saat ini, ini adalah keadaan darurat, lebih mendesak daripada awal pandemi.” Bantuan makanan akan diberikan kepada mereka yang paling rentan sementara pembatasan yang lebih ketat diberlakukan.”
“Ini butuh koordinasi perhubungan dan tetangga Jabodetabek, dan, inshaallah besok kita koordinasi pelaksanaan fase pengetatan di hari ke depan. Kita masih miliki waktu saya harap pengelola perkantoran bersiap melakukan pembatasan.” Anies mengatakan, tanpa tindakan tegas, tempat tidur di unit perawatan intensif dan ruang isolasi bisa penuh dalam dua bulan.
Tingkat hunian ruang isolasi di 67 rumah sakit rujukan COVID-19 di Jakarta saat ini 77 persen, dan tingkat hunian ICU 83 persen, menurut angka yang dirilis oleh pemerintah kota minggu ini.
Para ahli dari Universitas Teknologi Nanyang (NTU) Singapura mengatakan pada konferensi pers, mereka memperkirakan rumah sakit di Jakarta akan mencapai kapasitas penuh bulan ini jika langkah-langkah yang lebih ketat tidak diberlakukan, dan mengatakan jumlah korban jiwa dapat mencapai 3.000 di Jakarta pada akhir Oktober.
“Semakin lambat kita bergerak, semakin sulit memerangi pandemi, semakin banyak korban yang berjatuhan,”ujar Sulfikar Amir, seorang sosiolog bencana. Indonesia mencatat 203.342 infeksi virus corona dan 8.336 kematian, angka kematian tertinggi di Asia Tenggara. [reuters/SCMP]