Crispy

Rezim Militer Myanmar Diduga Gelar Operasi Pembunuhan Massal, 40 Mayat Ditemukan di Hutan

  • Militer Myanmar bungkam soal temuan ini.
  • Milisi pro-rezim militer diduga menggelar operasi untuk mengakhiri pembangkangan.

JERNIH — Milisi Myanmar, yang memerangi rezim militer, menemukan sekitar 40 mayat di kawasan hutan dalam beberapa hari terakhir,

Seorang anggota milisi dan utusan Myanmar untuk PBB mengatakan beberapa mayat penuh luka bekas penyiksaan. Mereka diduga dibunuh pelan-pelan.

Mayat-mayat itu ditemukan di beberapa lokasi berbeda di sekitar Kani, sebuah kota di wilayah Sagaing. Di tempat ini, militer Myanmar menghadapi perlawanan rakyat dan milisi berbekal senjata rakitan.

Tidak ada yang mengomentari temuan ini. Militer Myanmar bungkam. Tidak pula ada sumber independen yang berani memverifikasi.

Dalam sebuah surat kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, Kyao Moe Tun — utusan Myanmar untuk PBB yang mewakili pemerintahan sipil terpilih — mengatakan total 40 mayat ditemukan dan menggambarkan tiga insiden berbeda selama Juli 2021 di Kani.

Menurutnya, insiden itu adalah kejahatan terhadap kemanusiaan. Kyaw Moe Tun menyeru DK PBB dan masyarakat internasional memberlakukan embargo senjata kepada militer Myanmar.

“Tidak ada tanda-tanda kekejaman militer Myanmar mereda. Penangkapan dan pembunuhan terus dilakukan miltier,” kata Kyaw Moe Tun. “Kami menuntut intervensi kemanusiaan mendesak dari masyarakat internasional sebelum terlambat.”

Pertempuran di wilayah Sagaing relatif terhenti, sehingga muncul pertanyaan siapa pelaku pembunuhan dengan korban dibuang di hutan.

“Sebagian besar penduduk desa melarikan diri kota terdekat,” kata seorang milisi tak mau disebut nama. “Saya menuduh militer dan milisi pro-rezim melakukan pembunuhan dan penjarahan.”

Asosiasi Bantuan Tahanan Politik, sebuah kelompok aktivis berbasis di Thailand, mengatakan sebanyak 946 tewas sejak militer mengambil alih pemerintahan Myanmar. Rezim militer juga kehilangan banyak personel dalam bentrok dengan kelompok etnis bersenjata.

Back to top button