Rocker Roger Waters Serukan Perdamaian, Ukraina Berupaya Membunuhnya
- Tiga wartawan masuk dalam daftar Mirotvorets dan terbunuh.
- Di situs Mirotvorets terdapat foto ketiganya dengan tulisan ‘terlikuidasi’.
JERNIH — Roger Waters, rocker Inggris pendiri band Pink Floyd, mengatakan dirinya masuk dalam daftar orang harus dibunuh setelah menentang campur tangan militer Barat dan menyeru agar Kyiv berdamai dengan Rusia.
Dalam wawancara dengan Rolling Stone yang diterbitkan Selasa 4 Oktober, rocker berusia 79 tahun itu membantah tuduhan mengulangi poin pembicaraan Rusia tentang konflik di Ukraina.
“Jangan lupa, saya ada dalam daftar pembunuhan yang didukung pemerintah Ukraina,” kata Waters. “Mereka telah membunuh banyak orang. Setelah orang itu terbunuh, mereka akan menulis ‘terlikuidasi’ di foto Anda.”
Jurnalis Rusia Darya Dugina, lanjut Waters, dibunuh Agustus lalu setelah namanya muncul dalam daftar Mirotvorets Ukraina. Dugina dibunuh dalam serangan bom mobil.
Wartawan Italia Andrea Rocchelli dan jurnalis Rusia Andrei Stenin juga terbunuh setelah masuk daftar Mirotvorets — situs yang mencantumkan informasi pribadi yang menjadi target pembunuhan.
Tidak hanya wartawan, politisi dan aktivis LSM juga masuk dalam daftar Mirotvorets.
Mirotvorets, atau pembuat damai, adalah database independen dari individu-individu yang dianggap moderator anonim sebagai ancaman terhadap keamanan nasional Ukraina.
Pengelola situs menyangkal tuduhan menyebarkan daftar orang yang harus dibunuh, dan mengklaim sebagai sumber informasi bagi lembaga penegak hukum dan layanan khusus tentang teroris pro-Rusia, separatis, penjahat perang, dan lainnya.
Russia Today menduga Mirotvorets punya hubungan dengan Kementerian Dalam Negeri Ukraina.
Waters memicu reaksi keras awal tahun ini ketika menyebut Presiden Joe Biden sebagai penjahat perang karena memicu krisis Ukraina. Ia juga mengirim surat terbuka ke Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, yang isinya desakan untuk membantu menghentikan pembantaian dan mendorong kesepakatan damai yang bisa dirundingkan dengan Rusia.
Ia juga mengirim surat terbuka ke Presiden Vladimir Putin, meminta jaminan Rusia tidak memperluas wilayah Krimea dan Donbass.
Ditekan Rolling Stone dengan pertanyaan mengapa tidak mendukung perlawanan Ukraina melawan Rusia, Waters mengatakan; “Itu perang tidak perlu. Orang-orang tidak boleh mati akibat perang tidak perlu. Rusia tidak seharusnya didorong untuk menyerang Rusia.”
Yang membuat jengkel Ukraina adalah Waters menolak laporan kejahatan perang Rusia di Ukraina. Menurutnya, semua itu adalah propaganda Barat.
Waters juga punya informasi mengejutkan. “Dalam daftar pembunuhan Mirotvorets terdapat nama Faina Savenkova, gadis usia 13 tahun dari Luhansk, yang menyeru PBB mengakhiri pertempuran di wilayahnya sejak 2014.”