Rusia dan AS Sepakat Berdamai di Luar Angkasa
- Astronot AS dan Kosmonot Rusia akan mempertahan segmen masing-masing di ISS.
- Misi pertama diselenggarakan September 2022 dengan Soyuz. Setelah itu dengan Crew Dragon.
JERNIH — AS dan Rusia sepakat berdamai di langit, dengan masing-masing menerbangkan pesawat antariksa ke Stadiun Luar Angkasa Internastional (ISS).
Terobosan ini terjadi setelah berbulan-bulan ketegangan dan ketidakpastian kerjasama luar angkasa setelah Moskwa menyerang Ukraina, dan AS mengirim senjata untuk membantu Kiev.
Badan Antariksa AS (NASA) dan badan luar angkasa Rusia (Roscosmos), Jumat 15 Juli, menegaskan merekas setuju melakukan apa yang disebut ‘penerbangan terintegrasi’. Tujuan akhir kesepakatan itu adalah memasetikan setidaknya satu astronot AS dan satu kosmonot Rusia hadir di ISS untuk mempertahankan segmen masing-masing.
“Perjanjian ini memenuhi kepentingan Rusia dan AS, serta mempromosikan pengembangan kerja sama dalam kerangka program ISS,” demikian pernyataan Roscosmos yang dikutip Russia Today.
Josh Finch, juru bicara NASA, mengatakan; “Kesepakatan ini adalah pengaturan tanpa pertukaran dana.” Kesepakatan, lanjutnya, mencakup pelatihan yang diperlukan serta transportasi dari dan ke ISS serta dukungan misi yang kompreensif.
Kesepakatan, masih menurut Finch, melindungi kemungkinan dari masalah dengan pesawat luar angkasa; masalah medis kru yang serius, atau keadaan darurat yang membutuhkan kru dan kendaraan kembali ke Bumi lebih cepat dari yang direncanakan.
Misi pertama di bawah kesepakatan ini akan melibatkan astronot NASA Frank Rubio, kosmonot Rusia Sergey Prokopyev dan Dimitry Petelin. Misi berlangsung September 2022.
Kru akan menggunakan pesawat ruang angkasa Soyuz Rusia untuk mencapai ISS.
Misi lain dijadwalkan musim gugur, dan akan menerbangkan pesawat ruang angkasa Crew Dragon. Misi ini kemungkinan melibatkan satu-satunya wanita dalam daftar kosmonot aktif Rusia, yaitu Anna Kikina.