Rusia Dekati 400 Mantan Pasukan Khusus Afghanistan untuk Bertempur di Ukraina
- Mereka dibentuk, dilatih, dan selama 20 tahun perang bersama AS. Kini mereka pelarian.
- AS tidak ingin mereka bertempur di Ukraina, tapi tak menawarkan solusi untuk hidup.
JERNIH — Rusia dikabarkan sedang mencoba merekrut pasukan khusus Afghanistan yang dilatih dan dibentuk AS untuk beperang di Ukraina.
Associated Press melaporkan Moskwa menawarkan gaji 1.500 pound, atau Rp 26,8 juta per bulan, kepada setiap personel pasukan khusus Afghanistan yang bertempur bersama AS selama 20 tahun.
Mereka akan menjadi bagian ‘legiun asing’ Rusia yang akan diterjunkan di wilayah Ukraina. Moskwa juga menjanjikan perlindungan yang aman bagi mantan prajurit dan keluarganya.
Sebagian besar pasukan khusus Afghanistan melarikan diri ke Iran setelah AS menarik diri. Mereka tidak mungkin kembali ke Afghanistan untuk bergabung dengan Taliban atau melakukan perlawanan.
“Mereka tidak ingin berperang, tapi mereka tidak punya pilihan,” kata Jenderal Abdul Raof Arghandiwal, komandan pasukan khusus. “Mereka paling takut dideportasi ke Afghanistan.”
Jenderal Abdul Raof melanjutkan; “Mereka bertanya kepada saya, apa solusi untuk kami. Apa yang harus kami lakukan. Jika kembali ke Afghanistan, Taliban akan membunuh kami.”
Wagner Group
Perekrutan akan dilakukan Wagner Group, kelompok tentara bayaran Rusia. Mantan komandan pasukan khusus Afghanistan yang tinggal di Rusia akan ikut membantu menjadi juru bahasa.
Seperti di Vietnam, AS meninggalkan Afghanistan dengan kampanye Taliban akan membunuh pasukan yang pernah bertempur bersamanya. Buan tidak mungkin pasukan khusus Afghanistan akan bergabung dengan musuh AS agar tetap hidup atau karena marah.
“Kami tiadk mengeluarkan orang-orang ini seperti yang kami janjikan, dan kini mereka pulang untuk bertengger,” kata Michael Mulroy, pensiunan perwira CIA yang bertugas di Afghanistan.
Menurut Mulroy, pasukan komando Afghanistan adalah pejuang trampil dan ganas. “Saya tidak ingin melihat mereka di medan perang mana pun. Tentu saya kami tidak ingin mereka melawan Ukraina,” katanya.
Rusia tak Merespon
Kementerian Pertahanan Rusia tak menanggapi permintaan komentar. Seorang juru bicara Yevgeny Prigozhin, pendiri Wagner Group, menolak gagasan merekrut mantan tentara khusus Afghanistan. Menurutnya, kabar itu omong kosong.
Intelejen Inggris mengatakan 1.000 tentara bayaran Wagner Group kini berada di Ukraina. Kehadiran mereka didokumentasikan di seluruh Ukraina, Suriah, dan negara-negara Afrika, tempat mereka melakukan kejahatan perang dan pelanggaran hak asasi.
Seorang pejabat Departemen Pertahanan AS mengatakan perkrutan seperti itu tidak mengejutkan, karena Wagner tidak hanya melakukannya di Afghanistan tapi di beberapa negara lain.
Tidak jelas seberapa banyak anggota pasukan khusus Afghanistan yang didekati Rusia, tapi salah satu dari mereka mengatakan didekati lewat layanan obrolan WhatsApp.
Dari sini diketahui Wagner Group sedang mendekati 400 anggota pasukan khusus Afghanistan yang sedang mempertimbangkan tawaran.