Crispy

Satu Anggota Garda Nasional Positif Covid-19 Seluruh Anggota Wajib Ikut Test

MINNESOTA-Tentara Garda Nasional negara bagian Minnesota Amerika Serikat (Minnesota National Guard) berencana melakukan test Covid-19 pada semua anggotanya, Hal itu dilakukan setelah hasil test salah satu anggota Garda diketahui positif dan sembilan lainnya menunjukkan gejala virus Covid-19.

“Semua anggota kami diperiksa kesehatannya, termasuk untuk gejala Covid-19,” kata Letnan Kolonel Dean Stulz dalam sebuah pernyataan yang dikutip media setempat.

Garda belum dapat memastikan dari mana anggotanya tersebut terinfeksi dan sudah berapa banyak interaksinya dengan anggota lainnya dan publik.

Baca juga: Astaga, Trump Diminta Diam oleh Kepala Polisi Texas

Kini, anggota yang diketahui positif Covid-19 tengah menjalani isolasi dan penyembuhan. Selanjutnya mereka akan memperketat anggota Garda yang akan bertugas mengendalikan unjukrasa.

“Penyaringan dan pengujian terhadap anggota yang ikut mengendalikan unjuk rasa telah menjadi bagian dari rencana kami sejak awal,” kata dia.

Sementara juru bicara Pasukan Garda Nasional Minnesota Scott Hawks menyebut telah berupaya mematuhi protokol kesehatan namun sulit bila kemudian berada di depan massa pengunjukrasa.

Baca juga: Ikut Unjukrasa, Anak Walikota New York Ditangkap

“Kami telah melakukan upaya untuk mengenakan masker dan mendorong jarak sosial, namun ketika Anda membuat barikade melindungi orang atau bangunan, Anda bahu-membahu. Ini adalah risiko yang kami terima saat berseragam untuk menjaga keamanan publik dan memulihkan perdamaian dan ketertiban,”.

Pasukan Garda Nasional negara bagian Minnesota mengerahkan hampir 7.000 anggotanya guna mengendalikan aksi protes massa yang dipicu kematian George Floyd, warga kulit hitam tak bersenjata oleh polisi Minneapolis berkulit putih. Polisi itu menekan leher Floyd dengan lutut selama hampir sembilan menit.

Direktur Pusat Kesehatan dan Bencana Masyarakat UCLA, Dr. David Eisenman mengingatkan untuk melakukan pengujian besar-besaran terhadap semua orang yang terlibat dalam protes agar tidak terjadi penyebaran Covid-19 dari peserta unjukrasa tersebut.

Baca juga: Berikut Daftar Negara Bagian AS yang Terapkan Jam Malam

Sementara Ahli epidemiologi Emory University, Bob Bednarczyk menyebut aktivitas selama unjuk rasa seperti berteriak dan bernyanyi akan memperburuk penyebaran virus. Apalagi keberadaan mereka dipaksa berdekatan.

Sedangkan penggunaan gas air mata untuk menghalau pemrotes juga dapat menyebabkan orang batuk dan menyebarkan virus lebih banyak.

“Saya khawatir penggunaan gas air mata untuk memecah protes ini. Ketika terjadi pandemi penyakit pernapasan, penggunaan bahan kimia yang menyebabkan orang batuk dengan keras memicu penyebaran penyakit lebih banyak,”.

(tvl)

Back to top button