Crispy

Sejak Presiden Zelenskyy, Idhul Fithri dan Idhul Adha Jadi Hari Libur Nasional Ukraina

Orang-orang Rus senantisa menjadi masalah bagi warga Muslim Tatar Krimea. Pada 18-20 Mei 1944, pimpinan rezim Soviet, Josef Stalin mengusir sekitar 420.000 Muslim Tatar Krimea dari tempat ke Asia Tengah yang ribuan kilometer jauhnya. Muslim Tatar Krime baru bisa Kembali sejak era Perestroika. Namun pada 2014, mereka Kembali terusir setelah Rusia menduduki Kembali tanah Krimea karena dukungan mereka yang kukuh terhadap kedaulatan Ukraina.

JERNIH– Sempat seolah menjadi anak tiri di negeri sendiri, sejak 2020, seiring terpilihnya Volodymyr Zelenskyy sebagai presiden Ukraina, dua hari raya terbesar dalam kalender Islam, Idhul Adha dan Idhul Fitri, diakui dan dijadikan hari libur nasional. Idhul Fithri atau Ramadhan atau Oraza Bayram, dan Idhul Adha atau Qurban Bayram dalam istilah Muslim Ukraina, menjadi hari libur nasional mulai 18 Mei 2020, diumumkan secara resmi Presiden Zelensky pada Hari Peringatan untuk Korban Genosida Tatar Krimea.

Pada pertemuan yang diadakan dengan perwakilan orang Tatar Krimea tersebut, Presiden Zelensky menyatakan, dirinya ingin membangun negara di mana setiap orang merasa nyaman menjadi warga negara Ukraina.

“Saya ingin semua orang merasa nyaman, laiknya kebanggaan sebagai warga negara penuh, dengan tidak melupakan sejarah dan tradisi rakyat mereka sendiri. Kami ingin mendukung Anda tidak hanya dalam kata-kata tetapi dalam perbuatan di tingkat legislatif,”kata Zelenskyy, pada peresmian dua hari suci umat Islam sedunia tersebut sebagai hari libur nasional.

Islam adalah agama terbesar kedua di Ukraina setelah Kristen, mengingat penduduk asli semenanjung Krimea Ukraina sebagian besar adalah Muslim.

Pada 2020, atau hanya setahun setelah memegang kursi eksekutif puncak di Ukraina, Zelensky juga memprakarsai pembentukan kelompok kerja di Kantor Presiden untuk mengatasi masalah yang dihadapi oleh orang Tatar Krimea. Menurut presiden, kelompok itu akan fokus pada masalah hukum dan ekonomi,  termasuk masalah-masalah yang menjadi agenda persoalan warga Tatar Krimea.

Pemimpin Komunitas Muslim Tatar Krimea, Mustafa Dzhemilev, kala itu mengucapkan terima kasih kepada presiden. Ia mengatakan, warga Muslim Tatar Krime berharap topik Krimea, pengembaliannya ke Ukraina serta pemulihan integritas wilayah Ukraina tidak akan pernah hilang dari agenda kepemimpinan Ukraina.

Sebagaimana diketahui, pada 2014 Rusia telah mencaplok Semenanjung Krimea dari Ukraina segera setelah referendum kemerdekaan pada tahun 2014. Hal itu dilakukan Rusia menyusul penggulingan Presiden Ukraina Viktor Yanukovych sebagai akibat dari protes pro-Uni Eropa Euromaidan.

Majelis Umum PBB kemudian memilih untuk menyatakan tindakan Rusia itu ilegal, dan bersama dengan mayoritas negara anggota PBB, Turki tidak mengakui Krimea sebagai wilayah Rusia. Sejak pencaplokan itu, Tatar Krimea telah menyatakan banyaknya penahanan yang tidak dapat dibenarkan dan pelanggaran hak asasi manusia.

Orang-orang Rus memang selalu menjadi masalah bagi warga Muslim Tatar Krimea. Pada 18-20 Mei 1944, pimpinan rezim Soviet, Josef Stalin mengumpulkan dan mendeportasi antara 190.000 dan 420.000 Tatar Krimea dari tempat asalnya Krimea, ke Asia Tengah, ribuan kilometer jauhnya. Selama era Perestroika, ketika Uni Soviet semakin terbuka, banyak Muslim Tatar Krimea mulai kembali ke Tanah Air mereka.

Tetapi setelah pendudukan Rusia atas Krimea pada tahun 2014, ribuan Tatar Krimea kembali harus meninggalkan rumah mereka karena dukungan mereka yang kukuh terhadap kedaulatan Ukraina. Mereka bermukim kembali di daratan Ukraina. Banyak Muslim Tatar Krimea lainnya yang tetap tinggal menghadapi penganiayaan oleh pemerintah ilegal Rusia di Krimea.

Sekitar 300.000 Tatar Krimea di Ukraina merupakan bagian terbesar dari Muslim Ukraina, yang diperkirakan antara 600.000 dan 2 juta orang.

[kyivpost/dailysabah/anadolu agency]

Back to top button