Crispy

Seniman Afghanistan Kirim 20 Ton Sampah Perang Melawan Teror Kembali ke AS

  • Ada yang tak dibawa pulang AS dari Afghanistan, yaitu sampah. Aziz Hazara akan mengembalikannya sebagai hadiah.
  • Taliban yang saat ini berkuasa di Kabul terbentuk berkat proyek radikalisasi AS saat Mujahidin melawan Uni Soviet.
  • Sampah yang dibawa ke AS secara teknis diklasifikasi sebagai karya seni. Jadi, harus diterima.

JERNIH — Aziz Hazara, seniman Afghanistan yang bekerja di Kabul dan Berlin, mengumpulkan 20 ton sampah perang melawan teror dan mengirimnya ke AS sebagai hadiah untuk rakyat Paman Sam.

The National memberitakan sampah itu berasal dari Bagram, yang pernah digunakan sebagai pangkalan militer utama AS di Afghanistan. Sampah itu kini sedang dalam perjalanan kembali ke AS, melintasi Samudera Hindia dan Atlantik.

Hazara mengatakan perjalanan sampah itu akan memakan waktu satu tahun, dan dimaksudkan untuk menelusuri kembali rantai pasokan perang global melawan teror. Sampah akan melewati pelabihan dan kota-kota internasional yang disinggahi tentara dan peralawan tempur AS untuk sampai ke Afghanistan.

“Tujuan akhir perjalanan sampah ini adalah AS,” kata Hazara. “Saya menyebut sampah ini hadiah untuk rakyat AS.”

Ada peraturan yang melarang impor sampah ke AS. Namun, AS secara rutin mengirim sampah ke Asia Tenggara. Khusus sampah yang dikirim Hazara secara teknis diklasifikasi sebagai seni.

“Ketika tiba di AS, Anda tidak bisa menolaknya,” kata Hazara kepada The National.

Di Pangkalan Udara Bagram sekitar 100 ribu tentara AS bertugas antara 2001-2021. Ada pusat perbelanjaan dan restoran cepat saji di Bagram.

Kini, Pangkalan Udara Bagram dipenuhi tumpukan sampah, plasik beracun, besi tua, dan limbah elektronik. AS lupa membawa semua sampah itu ke negaranya sejak Taliban menguasai kembali Afghansitan.

Karya seni Hazara telah didaftarkan untuk Carnegie International 2022, sebuah pameran seni yang diadakan setiap tiga sampai empat tahun, September 2022. Rencananya, pameran akan digelar di Pittsburgh.

Hazara lahir di Wardak tahun 1992. Desember lalu ia memenangkan Hadian Seni Generasi Mas Depan dari PinchukArtCentre, Kyiv, untuk karya Bow Echo — instalasi video lima saluran yang menunjukan anak laki-laki Afghanistan berjuang mendaki gundukan batu di sepanjang perbukitan Kabul saat angin kencang berusaha menjatuhkannya.

Menurut Hazara, anak Afghanistan dapat mengenali perbedaan Kalashnikov yng digunakan Taliban dan senapan militer AS, karena mereka telah melalui banyak konflik.

“Perang menjadi sangat normal di Afghanistan,” kata Hazara. “Kami tumbuh bersamanya, kami mati bersamanya. Kami memperingatinya, kami merayakannya, dan kami mengingatnya.”

Taliban yang kini kembali ke Kabul adalah anak-anak yang tumbuh di kamp-kamp pengungsi di Pakistan pada pertengahan 1980-an dan 1990-an. “Mereka telah melalui semua kampanye ‘J’, simbol untuk jihad,” kata Hazara, mengacu pada buku pelajaran Mujahidin yang berisi ajaran Melakukan jihad melawan orang kafir adalah tugas kita.

Buku-buku pelajaran itu adalah pesan yang ditujukan kepada Uni Soviet selama perang. “Jadi, proses radikalisasi adalah proyek AS,” kata Hazara.

Back to top button