Crispy

Servis 212 Km/Jam Alcaraz Lumpuhkan Sinner

Epik! Carlos Alcaraz balas dendam atas Jannik Sinner di final US Open 2025. Perseteruan dua generasi baru tenis dunia yang dikenal dengan julukan “Sincaraz” ini mengulang final Wimbledon 2025.

JERNIH –  Final tunggal putra US Open 2025 menjadi panggung pertarungan sengit antara dua bintang muda tenis dunia, Carlos Alcaraz dan Jannik Sinner. Pertandingan ini bukan sekadar perebutan gelar Grand Slam, tapi juga revans atas kekalahan Alcaraz di final Wimbledon 2025 lalu. Di bawah sorotan lampu Arthur Ashe Stadium, Alcaraz tampil dominan dan berhasil mengalahkan Sinner dengan skor 6-2, 3-6, 6-1, 6-4 setelah bertarung selama dua jam 42 menit. Kemenangan ini membuat Alcaraz merebut gelar US Open keduanya, sekaligus merebut kembali posisi nomor satu dunia dari tangan Sinner.

Ini adalah gelar Grand Slam keenam bagi petenis Spanyol berusia 22 tahun itu, menegaskan dominasinya di era baru tenis pasca-Big Three (Djokovic, Federer, Nadal).

Pertandingan dimulai dengan Alcaraz yang langsung menggebrak. Di set pertama, ia mematahkan servis Sinner dua kali dan menutup set dengan cepat 6-2, menunjukkan kecepatan dan akurasi pukulannya yang luar biasa. Sinner, petenis Italia yang datang sebagai unggulan pertama, sempat bangkit di set kedua. Ia memanfaatkan kesalahan Alcaraz dan memenangkan set 6-3, membuat penonton bertepuk tangan atas rally panjang dan pukulan baseline yang intens. Namun, Alcaraz bangkit kembali di set ketiga, hanya kehilangan satu game saja (6-1) berkat servis kuat dan variasi permainan yang membuat Sinner kesulitan.

Set keempat menjadi klimaks: keduanya saling break, tapi Alcaraz menjaga konsistensi servisnya, termasuk di poin-poin krusial. Salah satu momen ikonik adalah ketika Alcaraz mematahkan servis Sinner di game ke sembilan set ke empat, diikuti dengan servis ace yang menutup pertandingan.

Salah satu kunci kemenangan Alcaraz adalah servisnya yang mematikan. Servis tercepatnya di pertandingan ini mencapai 132 mph (sekitar 212 km/jam), yang terjadi tepat di match point. Servis itu tak bisa dikembalikan Sinner, menyegel kemenangan Alcaraz dan membuat stadion bergemuruh.

Selama turnamen, Alcaraz hanya kehilangan tiga servis dari 101 servis yang dimainkannya, menunjukkan betapa solidnya ia di aspek itu. Di sisi lain, Sinner tampil dengan 44 winner tapi juga 38 unforced error, sementara Alcaraz lebih efisien dengan 48 winner dan hanya 26 error.

Beberapa hal menarik terjadi selama final ini. Di set kedua, Sinner sempat mengalami masalah dengan pergelangan tangan setelah jatuh, tapi ia tetap melanjutkan pertandingan tanpa intervensi medis signifikan.

Ada juga momen dramatis ketika rally mencapai 30 pukulan di set ketiga, di mana Alcaraz menunjukkan kelincahannya dengan drop shot sempurna. Penonton juga disuguhkan aksi selebrasi Alcaraz yang ikonik: setelah menang, ia memanjat tribun untuk merayakan bersama tim dan keluarganya, termasuk pelatih Juan Carlos Ferrero.

Pertandingan ini juga diwarnai dukungan selebriti seperti Taylor Swift dan aktor Matthew McConaughey di tribun VIP, menambah glamor acara.

Dalam sejarah pertemuan mereka, Alcaraz dan Sinner telah bertemu 15 kali sejak 2021, dengan Alcaraz memimpin head-to-head 10-5 setelah kemenangan ini.

Rivalitas mereka, yang sering disebut “Sincaraz”, semakin memanas. Sebelumnya, di final Wimbledon 2025, Sinner mengalahkan Alcaraz 4-6, 6-4, 6-4, 6-4 untuk merebut gelar pertamanya di All England Club.

Alcaraz mengaku belajar dari kekalahan itu. “Saya mempelajari final Wimbledon untuk mengalahkan Jannik di US Open ini. Saya memikirkan hal-hal spesifik yang ingin saya tingkatkan jika ingin mengalahkannya,” jelasnya.

Usai pertandingan, Alcaraz tak bisa menyembunyikan kegembiraannya. Saat upacara trofi, ia bercanda dengan Sinner, “Aku melihatmu lebih sering daripada keluargaku sendiri!”

Sinner, meski kecewa, tetap positif. “Saya rela kalah dalam pertandingan jika itu berarti saya bisa mengembangkan permainan saya untuk jangka panjang. Carlos lebih baik hari ini, tapi saya akan kembali lebih kuat,” lanjutnya.

Pelatih Sinner, Darren Cahill, menambahkan, “Ini adalah pertarungan dua pemain terbaik dunia saat ini. Jannik akan belajar dari ini.”

Kemenangan ini menegaskan era baru tenis di mana Alcaraz dan Sinner menjadi penguasa. Dengan enam Grand Slam di usia muda, Alcaraz kini menyamai rekor seperti Bjorn Borg. Sementara Sinner, dengan dua gelar major tahun ini (Australian Open dan Wimbledon), tetap menjadi ancaman utama.(*)

BACA JUGA: Balas Dendam Sabalenka Antarkan Jadi Juara US Open 2025

Back to top button