Crispy

Skandal Qatargate Rp161 Miliar, Para Pembantu Dekat Netanyahu Dituduh Terlibat

Laporan tersebut mengungkapkan bahwa publik dan media Israel tidak menyadari bahwa narasi pro-Qatar yang dipromosikan selama periode ini berasal dari kampanye Einhorn, alih-alih secara organik dari Kantor Perdana Menteri.

JERNIH – Para pembantu dekat Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan pejabat senior lainnya dituduh telah menerima pembayaran total $10 juta atau sekitar Rp161 miliar dari Qatar dalam beberapa tahun terakhir untuk mempromosikan citra Doha.

Menurut penyiar publik Kan, perkiraan menunjukkan bahwa Doha mendanai kampanye hubungan masyarakat pro-Qatar di Israel melalui Perception Media, sebuah firma milik rekan Netanyahu, Yisrael Einhorn. Perusahaan tersebut dibayar $45.000 sekitar Rp728 juta per bulan antara 2022 dan akhir 2024, ketika proyek tersebut dihentikan.

Para penyelidik meyakini bahwa dari pembayaran bulanan kepada Perception Media, sekitar $18.000 (Rp291 juta) diberikan kepada ajudan Netanyahu, Jonatan Urich. Secara terpisah, penasihat Eli Feldstein dilaporkan menerima $11.000 (Rp178 juta) per bulan.

Sisa pembayaran diduga sampai ke pejabat keamanan senior, mantan pejabat Mossad, dan karyawan sebuah perusahaan teknologi. Einhorn dan Urich disebut-sebut memimpin upaya aktivitas hubungan masyarakat pro-Qatar, yang bertujuan untuk mempromosikan citra Doha menjelang Piala Dunia FIFA 2022 dan meluas hingga perang di Gaza setelah 7 Oktober 2023.

Penyelidikan berpusat pada kecurigaan bahwa Urich dan Feldstein melakukan beberapa pelanggaran, termasuk kontak ilegal dengan agen asing dan transaksi korupsi dengan pelobi dan pengusaha, saat menjabat sebagai ajudan Netanyahu.

Kedua pria tersebut telah ditangkap dan diinterogasi. Einhorn, yang kini tinggal di Serbia, juga diinterogasi oleh penyidik Israel di Beograd, tetapi menolak untuk kembali ke Israel karena takut ditangkap.

Feldstein sudah menghadapi dakwaan dalam kasus terpisah atas dugaan pengiriman materi rahasia ke media Jerman Bild. Sementara itu, Shin Bet dan kepolisian Israel sedang menyelidiki lebih lanjut hubungan antara mantan pejabat keamanan dan Qatar.

Laporan tersebut mengungkapkan bahwa publik dan media Israel tidak menyadari bahwa narasi pro-Qatar yang dipromosikan selama periode ini berasal dari kampanye Einhorn, alih-alih secara organik dari Kantor Perdana Menteri. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang pengaruh asing yang terselubung dalam wacana publik Israel.

Skandal Qatargate terus meluas, dengan para penyelidik kini berfokus pada hubungan antara mantan pejabat keamanan dan intelijen dengan Doha.

Back to top button