CrispyDesportare

Son Heung-min, Tandem Kane yang Bikin Malu ManU

WWW.JERNIH.CO – Peluit dimulainya pertandingan baru ditiup satu menit lalu, wasit Thierny sudah meniup lagi. Cuma kali ini mensahkan gol tercepat sepanjang Premiere League musim 2020-2021. Terjadi pada pertandingan antara Tottenham Hotspur dan West Ham. Pencetaknya striker yang sebenarnya juga pantas jadi anggota grup vokal BTS.

Son Heung-min penjebol gawang West Ham. Gol ini memberi inspirasi kawan-kawannya, termasuk Harry Kane meneruskan menjebol gol di menit 8. Sayang, pertandingan itu berakhir seri, 3-3. Satu gol keberuntungan bagi sang tamu adalah hasil bunuh diri pemain Tottenham.

Satu gol Heung-min membawanya berada di puncak top scorer sementara Liga Premier sampai minggu ke lima. Tetapi harus berbagi posisi dengan Calvert-Lewin, asal Everton dengan 7 gol. Cuma Calvert-Lewin layak dicatat sebagai satu-satunya pencetak gol ke gawan Tottenham di awal pertandingan.

Keduanya bukan para pencetak gol terbanyak musim lalu. Bahkan masuk 10 besar pun tidak. Spurs diwakili oleh Harry Kane (18 gol), sedangkan Everton sama sekali tidak punya wakil.

Heung-min sendiri hanya mencetak 11 gol musim silam dengan muncul di 30 pertandingan dari 38 game yang digelar.

Son – Kane, duet berbahaya di tubuh Spurs

Seminggu sebelum membuat gol tercepat, pria 28 tahun ini andil dalam mempermalukan Manchester United di Old Trafford. Bersama Kane saling berbagi dua gol ke gawang de Gea. Tapi satu gol Kane diperoleh dari tendangan 12 pas.

Spurs pulang senang dengan membawa kemenangan 6-1. Sekaligus membuat MU harus berbenah habis-habisan. Korban lainnya adalah Southampton. Di sini, kaki Heung-min pantas dihargai senilai 75 juta euro. Empat gol dilesakkan, sedangkan partner-nya, Kane menyumbang satu gol saja. Spurs menang 5-2.

Gol haul alias empat gol dalam satu pertandingan merupakan catatan baru dalam Liga Premier musim ini. Tak pelak, pria kelahiran Chuncheon ini merupakan pebola Asia paling produktif. Meskipun sebenarnya di tubuh Spurs bukanlah yang pertama. Kane pernah membuat hal serupa, juga pemain lawas macam Klinsman, Defoe, maupun Robby Keane.

Kemasan duet Heung-min dan Kane jelas menakutkan tim manapun saat ini. Racikan Jose Mourinho ini terbukti membuat Southampton dan MU kelabakan.

Mourinho mengangap penting peran Heung-min. Oleh sebab itu ia sampai rela belajar bahasa Korea. “Ini menghormati budaya klub untuk berbicara dengan bahasa individu di dalamnya,” katanya.

Son, begitu tertulis namanya di jersey Spurs, adalah tipe pemain yang memiliki kecepatan dan respon tinggi. Ia memiliki kemampua menggunakan kedua kakinya dengan sama baiknya. Tendangannya kuat dan akurat.

Ia sering bermain sebagai striker kedua tetapi ia juga bisa bermain sebagai pemain sayap, striker dan gelandang serang. Ia bahkan pernah ditempatkan sebagai bek sayap.

“Saya tidak peduli di mana saya bermain. Yang utama adalah saya dalam permainan. Saya bisa bermain sebagai striker kedua atau di belakang. Apapun yang dikatakan pelatih, saya akan melakukannya. Saya tidak memiliki posisi favorit,” jelasnya.

Di bawah Mourinho, kini merancang jalan juara

Perjalanan internasionalnya dimulai dari Hamburg, Jerman tahun 2009. Sayang prestasi Hamburg kurang menanjak. Sampai kemudian ia dipinang oleh Bayern Leverkusen dan di sinilah namanya mulai didengar. Pembelian Son pada 2013 juga merupakan angka tertinggi dalam sejarah Leverkusen dengan nilai 10 juta euro.

Karena permainannya yang impresif membuat Spurs ingin meminangnya. Mencabut dari Leverkusen dengan risiko keluar ongkos tinggi dilakoni Tottenham demi Son. Benar saja, sebuah angka fantastis memindahkan pemain bertinggi 183 cm ini ke Spurs dan mengalahkan rekor kepindahan Hidetoshi Nakata, pebola Jepang dari Roma ke Parma.

Di tahun 2001, Nakata membuat pemain Asia pertama yang punya nilai 25 juta euro. Di tahun 2015, Son mematahkan dengan angka 30 juta euro dengan perjanjian selama 5 tahun di Tottenham.

Son ibarat wakil Asia di benua Eropa. Tak sampai pada soal harganya yang tinggi, ia juga kerap masuk daftar pemain terbaik. Tahun 2019, ia bersanding dengan 29 pemain elit dunia di daftar Ballon d’Or. Ia masuk rank 22.

Tetapi ia tetaplah anak Korea yang harus mengikuti peraturan dan janji warga. Maka, ketika setiap warga negara harus mengikuti wajib militer, Son pun demikian. Sulit memang memilih waktu untuk pendidikan yang harus ditempuh selama dua bulan di sela kesibukannya yang tinggi. Untunglah Covid-19 menghentikan Premier League beberapa bulan silam. Selama April hingga Mei 2020 silam, ia berada di pulau Jeju menempuh wajib militer. Latihan militer yang digelar oleh Marinir Korea Selatan itu diikuti oleh 157 peserta.

Dan, Son Heung-min adalah peserta terbaik ke 5. Ini juga tahun ke limanya di Spurs, tampaknya akhir masa kontrak yang indah.(*)

Back to top button