Crispy

Superhero Asia Ciptaan Marvel Studios Bikin Publik Cina Muak

  • Film yang menampilkan superhero Asia itu dibuat dengan cita rasa Barat.
  • Ada bagian yang membicarakan Fu Manchu, karakter yang mewakili sentimen Barat terhadap Cina.
  • Beruntung, film ini tidak dirilis di Cina. Mereka yang nonton di luar negeri juga kecewa.

JERNIH — Shang-Chi and the Legend of the Ten Rings, film superhero Asia pertama Marvel Studios, gagal menarik minat penonton Cina dan bernasib seperti Mulan.

Shang-Chi penuh dengan unsur budaya Cina. Bagian paling penting adalah karakter utama Xu Shang-Chi, diperankan aktor Kanada Simu Liu, yang menyelamatkan orang dengan kemampuan seni bela diri kung-fu.

Global Times menulis kung-fu ternyata tidak bisa menyelamatkan film yang dibuat dengan stereotipe Barat, dan karakter yang berasal dari latar belakang rasis ketika awalnya dibuat untuk komik.

Karakter itu adalah ayah Shang-Chi, yang dalam Bahasa Mandarin dalam komik asli sedangkan produser memberinya nama baru Xu Wenwu. Karakter ini dipernkan aktor Tony Leung dari Hong Kong.

Asal-usul dalam Bahasa Mandarin dikaitkan dengan novel abad ke-20 yang menampilkan Fu-Manchu, yang mengacu pada bahaya kuning di Barat. Koneksi ini memicu kontroversi pada tahun 2019, ketika Marvel kali pertama mengumumkan proyek itu.

Film ini mencoba yang terbaik untuk menjauhkan karakter yang dimainkan Leung dengan Fu Manchu. Caranya, meminta Wenwu menjelaskan kepada putranya dia bukan Mandarin, dan nama itu digunakan seseorang yang berpura-pura menjadi dirinya.

Meski demikian, film masih didasarkan pada komik asli dan karakter dalam komik yang terlihat hampir sama dengan gambaran tradisional Fu Manchu di Barat.

Penjelasan dalam film itu hanya menunjukan nurani Marvel yang bersalah, dan tidak dapat menghapus ingatan tentang asal-usul karakter kontroversial dari benak penonton Cina. Padahal, mayoritas warga Cina dalah penggemar Marvel.

Dr Fu Manchu adalah penjahat fiksi dalam serial novel karya penulis Inggris Sax Rohmer yang muncul selama paruh pertama abad ke-20. Selama 90 tahun karakter itu ditampilkan di bioskop, televisi, radio, komik strip, dan komik lainnya, dan menjadi dasar penggambaran jenius kriminal plus ilmuwan gila.

Tidak Diluncurkan di Cna

Marvel mengambil keputusan tepat dengan tidak meluncurkan film ini di Cina. Film akhirnya diluncurkan di platform streaming Disney lebih dua bulan setelah rilis di bioskop di Amerika Utara. Artinya, penonton di luar Cina bisa lebih mudah menikmati film itu.

Global Times menulis banyak elemen Cina dalam film itu cenderung menyesatkan penonton di luar negeri, dan mungkin memberi mereka kesan yang salah tentang budaya Cina. Masalah serupa juga dihadapi Mulan.

Film ini tidak ubahnya makanan Cina di AS, dibuat sesuai selera penonton AS bukan Cina. Misal, film ini memasukan beberapa mahluk mitor dalam dongeng Cina dan menunjukan mereka hidup bersama. Padahal, dalam mitologi Cina mahluk-mahluk itu akan terlibat pertempuran sengit jika bertemu.

Koreografer aksi tidak memasukan lebih banyak adegan pertarunga yang menunjukan gaya kungfuberbeda. Akibatnya, kungfu biasa yang ditampilkan tidak cukup mengangkat film.

Beberapa orang Cina yang menonton film ini di Singapura dan AS mengunggah ulasan di platform Douban. Menurut mereka cerita film itu terlalu imajiner, dan Hollywood menambahkan pemahaman sendiri tentang budaya Cina ke dalam film, tapi tidak menyenangkan orang Tiongkok.

Ada lagi yang menulis; “Mengapa mereka tidak menemukan lebih banyak bakat kreatif dari Tiongkok di Hollywood?” Ulasan lain menyebutkan jika Hollywood ingin memproduksi film tentang budaya Tiongkok, mereka harus melakukan penelitian.

Back to top button