Tak Hanya Nakes, Ribuan Apoteker, Tenaga Laboratorium dan Bidan Terdampak Covid-19
JERNIH – Selain tenaga kesehatan (Nakes) yang memiliki risiko tinggi terpapar virus corona Covid-19, mereka yang bertugas sebagai pendukung medis juga tak luput dari kontak langsung dengan mereka yang terinfeksi. Seperti tenaga laboratorium, bidan dan apoteker.
Saat ini, sudah 492 tenaga laboratorium terpapar virus corona Virus Corona, sedangkan bidan tercatat 2.291 yang terdampak Covid-19. Sementara ada 803 orang apoteker terkonfirmasi positif.
Ketua Umum DPP Persatuan Ahli Teknologi Laboratorium Medik Indonesia (Patelki) NS Widodo menyebut laboratorium di 34 provinsi yang terkonfirmasi positif Virus Corona sudah mencapai 492 orang. “Sebagian besar sudah sembuh, yang gugur 4 orang di DKI Jakarta, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, dan Aceh,” ungkapnya pada konferensi pers, Selasa (22/9/2020).
Tenaga ahli laboratorium, lanjut Widodo, berjuang menjaga diri supaya tidak terpapar Covid-19 dari sampel-sampel yang dikumpulkan. Dia mengatakan, saat ini para tenaga laboratorium sudah banyak yang mengalami kelelahan fisik. Harapannya program pemerintah tersebut bisa menjadi semangat agar mereka tetap terus berjuang dengan penuh keikhlasan.
Sementara Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) mencatat mencatat saat ini ada 803 orang apoteker terkonfirmasi positif, 283 tercatat kontak erat, 723 tengah melakukan isolasi mandiri, yang sembuh sebanyak 640 orang, dan meninggal 6 orang. Saat ini apoteker memberikan pelayanan terkait dengan obat, sehingga harus kontak langsung dengan masyarakat.
“Kami berharap peran produksi, distribusi obat, pelayanan, dan semua peran kefarmasian sesuai dengan standar yang telah ditetapkan Kementerian Kesehatan dapat tetap dilaksanakan dalam kondisi aman, nyaman, dan memberikan kemanfaatan kepada masyarakat,” ungkap Profesor Kerry Lestari Dandan, Ketua Bidang Apoteker Advance dan Spesialis PP Ikatan Apoteker
Sedangkan Sekretaris Jenderal PP Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Ade Jubaedah menyebutkan dari 2.291 orang yang terdampak Covid-19, 913 di antaranya berstatus suspek, 223 kontak erat, 2 kasus probabel, 736 orang isolasi mandiri, 178 masih dalam perawatan, 1.345 sembuh, dan 22 orang meninggal dunia.
Ia mengatakan, saat ini pelayanan kebidanan untuk tatap muka kan sangat dibatasi, jangan sampai ada kontak erat. “Bagaimana caranya, kita batasi dengan physical distancing, mengembangkan komunikasi melalui media dengan menggunakan media WhatsApp dan media lain di mana konsultasi dilakukan melalui media dan ketika pemeriksaan baru datang ke bidan,” imbuhnya. [*]