Taliban Klaim Rebut Lembah Panjshir, NRFA: Pertempuran Masih Berlangsung
- Amanullah Saleh, mantan wapres Afghanistan, mengangkat isu kejahatan perang Taliban.
- NRFA tidak hanya diserangan Taliban, tapi juga Al Qaeda dan Pakistan.
JERNIH — Langit Kabul bising sepanjang Jumat 3 September malam. Rentetan senapan bergema di semua sudut kota, dan peluru suar memerah di ketinggian, menyusul laporan Taliban merebut Lembah Panjshir dan mengakhiri perlawanan Ahmad Massoud.
Namun, laporan lain menyebutkan Front Perlawanan Nasional Afghanistan (NRFA) pimpinan Ahmad Massoud masih menguasai jalan utama di dalam lembah, dan pertempuran masih berlangsung.
Murad Gazdiev, koresponden senior Russia Today di Afghanistan, mengatakan mendengar pembicaran tentang kemenangan di Panjshir dan kedatangan pemimpin Taliban. Ia juga mengatakan Amanullah Saleh, mantan wakil presiden Afghanistan terguling, menyangkal klaim Taliban.
Lembah Panjshir terletak di utara Kabul. Pemerintah Afghanistan dukungan AS menjadikan kawasan ini propinsi sendiri setelah Taliban terguling tahun 2001. Namun lembah Panjshir tidak pernah dikendalikan pemeirntah Afghanistan, tapi oleh Keluarga Ahmad Shah Massoud dan milisi Tajik.
Ketika Taliban kembali ke Kabul, Presiden Ashraf Ghani kabur membawa belasan koper uang tunai. Wakil Presiden Amanullah Saleh lari ke Lembah Panjshir dengan ratusan tentara nasional Afghanistan yang mencoba melawan.
Saleh membaptis diri sebagi presiden Afghanistan yang sah. Ahmad Massoud menggabungkan milisi Tajik dan eks tentara nasional Afghanistan ke dalam NRFA.
Taliban dan NRFA sempat berunding, tapi gagal. Lalu keduanya saling menyalahkan atas kegagalan perundingan. Setelah itu saling tuduh menyerang lebih dulu.
Pertempuran tak terelakan. Taliban mengerahkan pasukan dalam jumlah besar ke Lembah Panjshir. Berikutnya adalah saling kemenangan.
Kamis lalu, Taliban mengklaim merebut posisi kunci sepanjang jalan utama di Lembah Panjshir, termasuk selusin pos pemeriksaan. NRFA mengatakan itu tidak benar, dan mengklaim menimbulkan kerugian besar di pihak Taliban.
Jumat lalu, Saleh mengirim pernyataan bahwa perlawanan masih berlangsung. Ia juga menyangkal kabar Panjshir telah jatuh, seraya mengatakan situasinya sangat sulit. NRFA diserang Taliban, pasukan Pakistan dan Al Qaeda.
Saleh adalah politisi, bukan militer. Ia berupaya memantik perhatian publik dunia bahwa NRFA tidak hanya menghadapi Taliban, tapi juga kekuatan lain.
ToloNews, situs berita Afghanistan, memberitakan Saleh meminta PBB dan masyarakat internasional mengutuk kejahatan perang Taliban. Menurut Saleh, Taliban memblokir akses kemanusiaan ke Panjshir, mematikan listrik dan saluran telepon.
Sebuah akun Twitter yang dikelola NRFA mengatakan; “Perlawanan kami kuat, seperti gunung-gunung kami di sini, dan mendesak warga Afghanistan dan media dunia tidak tertipu propaganda Taliban.
Hingga akhir Juli 2021, AS memperkirakan kekuatan Taliban jauh di bawah 80 ribu personel. Tentara Nasional Afghanistan (ANA), yang dilengkapi persenjataan AS, akan sanggup mengatasinya.
Yang terjadi adalah prajurit Taliban sedemikian banyak yang membuat ANA gemetaran dan lintang pukang tanpa sempat melepas tembakan. Taliban tanpa kesulitan memasuki kota-kota di sekujur Afghanistan, kecuali lembah Panjshir.