Tentara Israel Menyerang Demonstrasi Gabungan Israel-Palestina Dekat Betlehem
Selama protes berlangsung, tentara pendudukan Zionis Israel menyerang beberapa peserta, termasuk anggota Knesset Ofer Kseif, dan menahan tujuh peserta lainnya.
JERNIH—Pada Jumat (21/5) tengah hari, pasukan Israel menyerang sebuah demonstrasi tanpa kekerasan di “Penghalang Jalan Terowongan”, sebelah utara Betlehem. Pasukan Zionis juga menahan delapan aktivis, empat warga Israel, dan empat warga Palestina.
Protes itu diselenggarakan untuk “menghentikan serangan di Gaza, penghentian pengusiran warga Sheikh Jarrah” oleh kelompok Palestina Israel yang bergabung dengan “Combatants for Peace”, “Standing Together”, dan “Breaking the Silence”.
Dua anggota Knesset Israel (MK) Mosheh Raz dan Ofer Kseif juga bergabung dengan pengunjuk rasa.
Aktivis mencoba untuk memulai pawai di persimpangan Husan, dekat jalan pemukim 60 di selatan Betlehem dan mencapai penghalang jalan terowongan, ketika tentara pendudukan menyerang mereka dan menahan salah satu aktivis setelah menyatakan daerah itu sebagai zona militer tertutup.
Penyelenggara menggeser demo ke area pos pemeriksaan terowongan, di mana mereka meneriakkan slogan-slogan menentang pendudukan, serta menentang rasisme pendudukan terhadap rakyat Palestina. Selama protes berlangsung, tentara pendudukan Zionis Israel menyerang beberapa peserta, termasuk anggota Knesset Ofer Kseif, dan menahan tujuh peserta lainnya.
Ofer Kseif berbicara kepada para peserta dengan mengatakan, “Pendudukan rasis ini harus diakhiri agar kita dapat hidup dalam damai dan aman.” Sementara anggota Knesset Moshe Raz berkata,”Tembak-menembak di Gaza telah berhenti, tetapi pendudukan belum berakhir.”
Jamil Qassas, direktur CFP Palestina, mengatakan bahwa semua yang dilakukan Israel menunjukkan penerapan politik Apartheid, yang seharusnya malu dilakukan Isarel di zaman yang jauh lebih beradab ini.
“Perilaku pendudukan adalah implementasi yang jelas dari kebijakan apartheid. Apa yang dilakukan oleh pendudukan Israel terhadap orang-orang Palestina itulah Apartheid, dilakukan tanpa tahu malu.” [IMEMC.org]