Tidak Ada Juara Baru, Chelsea Raih Trofi Liga Champions Kedua
- Kai Havertz mencetak gol tunggal kemenangan Chelsea.
- Manchester City harus berjuang lagi untuk menjadi juara Liga Champions kali pertama.
JERNIH — Manchester City tak pernah kalah sepanjang Liga Champions musim ini kecuali di final, dan gagal menjadi juara baru. Chelsea dianggap tim Liga Inggris terlemah, tapi mampu mencapai final dah meraih gelar trofi Liga Champions kali kedua.
Chelsea mengalahkan Manchester City lewat gol tunggal Kai Havertz mengit ke-42. The Citizen punya cukup waktu dan peluang untuk menyamakan kedudukan,tapi gagal menyamakan kedudukan.
Kekalahan The Citizen membuktikan teori lama bahwa tidak ada klub yang kali pertama mencapai final Liga Champions menjadi juara. Manchester City memiliki semua syarat untuk meraih trofi Liga Champions, tapi tak punya DNA Eropa.
Chelsea gagal meraih trofi Liga Champions ketika kali pertama mencapai final di 2008. The Blues dikalahkan Manchester United lewat adu penalti di Moskwa.
Empat tahun kemudian di Stadion Allianz Arena, Chelsea menjadi juara dengan mengalahkan Bayern Muenchen lewat adu penalti. Kini mereka meraih gelar kedua bukan lagi dengan memaksa lawan adu penalti.
Manchester City mungkin harus menunggu final kedua untuk meraih gelar Liga Champions pertama di Eropa. Namun, kita tidak tahu entah kapan itu bisa diraih.
Kante dan Havertz
Manchester City punya penyerang terbaik di semua lini, tapi Chelsea punya N’Golo Kante — gelandang bertahan yang bergerak sepanjang laga, yang mampu bertahan dan mendistribusikan bola ke depan.
Tidak keliru jika kamera kerap mengikuti Kante sepanjang laga, dan aksinya mematahkan serangan kerap menghibur publik pendukung Chelsea. Di lini depan, kecepatan Havertz ternyata tidak bisa diimbangi Ruben Diaz, dan tiga pemain bertahan Manchester City.
Di babak kedua, setelah Ben Chilwell menurunkan libido menyerangnya dan lebih banyak turun ke belakang untuk melapis serangan, Manchester City nyaris frustrasi. Situasi ini tidak bisa ditangani Pep Guardiola, karena semua sumber daya cadangan telah dikerahkan.
Yang mungkin patut dipertanyakan adalah mengapa Serdio Aguero harus diturunkan? Pep kemungkinan ingin memberi pertandingan terakhir kepada pemain Argentina itu sebelum meninggalkan Liga Inggris.
Namun, keputusan itu menjadi bencana. Sepanjang 22 menit laga, termasuk tujuh menit injury time, Aguero hanyasekali menembak ke gawang lawan. Itu pun lemah.
Pep Guardiola mungkin harus belajar bagaimana menjadi juara dengan klub selain Barcelona. Sebelumnya di Bayern Muenchen, ia juga gagal di Liga Champions.