Crispy

Tiga Warga AS Terlibat Kudeta Gagal di Republik Demokratik Kongo

  • Christian Malanga, pemimpin kudeta, tewas dalam baku tembak di istana kepresidenan.
  • Salah satu putranya, yang warga AS, ditangkap bersama 50 orang bersenjata yang menyerbu istana.

JERNIHTiga warga negara (WN) AS terlibat penggulingan kekuasaan di Republik Demokratik Kongo. Ketiganya berada di antara 50 penyerang istana kepresidenan di Kinshasa, Minggu 19 Mei.

Tina Salama, juru bicara Presiden DR Kongo Flix Tshisekedi mengatakan istana kepresidenan diserang, tapi tentara dapat menguasai kembali. Serangan lain juga terjadi di kediaman Vital Kamerhe, anggota parlemen yang akan menjadi ketua.

Michel Moto Muhima, juru bicara Kamerhe, mengatakan dua penjaga dan seorang penyerang tewas dalam baku tembak.

Pemimpin Kudeta

Synvain Ekenge, juru bicara pemerintah DR Kongo, mengatakan politisi yang berbasis di AS berada di balik aksi kudeta ini. Cristian Malanga, politisi yang berbasis di AS itu, rupanya terlibat langsung dalam penyerang Palais de Nation — atau istana kepresidenan.

“Malanga secara definitif ‘dinetralkan’ dalam kontak senjata di Palais de Nation,” kata Ekenge. “Aboobacar, rekan Malanga, dinetralkan dalam penyerangan ke kediaman Vital Kamerhe.”

DR Kongo bertentangga dengan Kongo. Kinshasa, ibu kota DR Kongo, dan Brazzaville — ibu kota Kongo — berdampingan dan hanya dipisahkan garis demarkasi. Ketika terjadi pertempuran di Palais de Nation Kinshasa, satu peluru meriam nyelolong ke Brazzville dan melukai beberapa warga negara tetangnga.

Pernyataan pemerintah Kongo menyebutkan satu orang dirawat di rumah sakit, lainnya hanya luka yang tidak mengancam jiwa.

Lama Facebook yang diduga terkait Malanga menyiarkan video streaming langsung suasana sarangan ke sitana kepresidenan DR Kongo.

Menurut Ekenge, ini kali kedua Malanga melakukan kudeta. Kudeta pertama dilakukan tahun 2017, gagal, dan dia berangkat ke AS. Salah satu warga AS yang ditangkap dalam kudeta kali ini adalah putra Malanga.

Dalam pidato di Lingala sebelum kudeta, Malanga mengatakan; “Kami para militan sudah lelah. Kami tidak bisa berlama-lama dengan Tshisekedi dan Kamerhe. Keduanya terlalu banyak melakukan hal bodoh di DR Kongo.”

Dubes AS Lucy Tamlyn, dalam postingan media sosial, mengatakan prihatin atas laporan warga AS terlibat kudeta. “Yakinlah kami akan bekerja sama dengan pihak berwenang untuk menyelidiki tindakan kriminal ini, dan meminta pertanggungjawaban warga AS yang telibat,” katanya.

Back to top button