Crispy

Vaksin Covid-19 Hanya akan Dinikmati 13 Persen Penduduk Dunia

  • Oxfam sama sekali tidak membicarakan Rusia sebagai produsen vaksin pertama.
  • Moderna ditutuh akan menjual vaksin ke negara berkembang dengan harga tiga kali lipat dari yang dijual di AS.
  • Vaksin Moderna akan dijual di AS dengan harga 12 sampai 16 dolar.

London –– Lebih setengah dari seluruh produksi vaksin Covid-19 akan diborong negara kaya, dan dua per tiga populasi dunia akan dibiarkan tanpa akses ke vaksin.

Oxfam, kelompok nirlaba, memperingatkan sebagian besar produksi vaksin hanya akan dinikmati 13 persen populsi dunia, yang tersebar di AS, Inggris, Uni Eropa, Australia, Hong Kong dan Makau, Jepang, Swiss, dan Israel.

Mengutip data yang dikumpulkan Airfinity, Oxfam mengatakan perkiraan suram ini terjadi akibat keinginan perusahaan farmasi melindungi praktek monopoli mereka, dengan menjual vaksin ke penawar tertinggi, ketimbang membagikan secara bebas ke seluruh dunia.

Sisa dosis, masih menurut Oxfam, dijanjikan dikirim ke India, Bangladesh, Cina, Brasil, Indonesia, dan Meksiko, serta negara berkembang lainnya.

Total kapasitas produksi vaksin dari lima pengembang vasin adalah di bawah enam miliar dosis. Artinya, tiga miliar orang dapat vaksinasi dalam satu atau dua tahun mendatang. Rencananya, vaksinasi melibatkan dua dosis per orang.

Oxfam mengatakan Inggris mengamankan pasokan vaksin setara lima dosis per orang, dengan mengorbankan negara-negara tidak terllau kaya dan negara miskin yang tidak dapat membayar di muka.

Moderna, perusahaan AS, dituduh berkeinginan mendapatkan keuntungan dengan menjualnya 12 sampai 16 dolar, atau Rp 178 ribu sampai Rp 237 ribu, di AS dan 35 dolar AS, atau Rp 519 ribu, ke negara lain.

“Praktek itu menguntungkan negara kaya, dan secara artifisial membatasi produksi bagi sebagian besar populasi dunia,” akta Oxfam. “Negara miskin harus menunggu lebih lama untuk menadpatkan vaksin.”

Oxfam menyeru pengembangan dan memproduksi Vaksin Rakyat, atau vaksin yang tersedia untuk semua orang secara gratis, dan terdistribusi secara adil dan merata.

AstraZeneca, perusahaan Inggris-Swedia, mendapat pujian atas janji memasok dua per tiga produksi vaksin ke negara-negara berkembang. Tapi itu belum cukup.

Namun Oxfam sama sekali tak menyinggung vaksin Rusia. Sputnik-V, vaksin yang dikembangkan Gamaleya, sama sekali tak disinggung. Padahal, Rsuia bersedia membagikan teknologi pembuatan vaksin ke 30 negara.

Wakil PM Rusia Tatyana Golikova mengatakan Brasil, Venezuela, Azerbaijan, Kazakhstan, dan Belarusia, termasuk dalam daftar mitra Rusia untuk pengembangan vaksin.

Namun, tidak ada transfer teknologi gratis. Setiap negara yang bermintra dengan Moskwa dapat memilih opsi kerja sama.

Meksiko adalah salah satu negara yang ambil bagian uji coba Fase 3, dan akan menerima 2.000 dosis. Negara lain dapat membeli langsung, atau melalui transfer teknologi, atau berpartisipasi dalam pengembangan dan uji klinis.

Back to top button