Waduh! Mutasi Covid-19 Sudah di Singapura, Afsel Melonjak Tinggi
JERNIH – Heboh virus baru Covid-19 hasil mutasi yang semula berkembang di Inggris, kini sudah sampai di Singapura. Di Afrika Selatan, virus jenis baru ini telah menyebabkan lonjakan kasus harian mencapai 14.046 sehingga jumlah kumulatif menjadi 954.258.
Kementerian Kesehatan Singapura telah melakukan tes lebih lanjut pada kasus Covid-19 dari Eropa yang telah tiba di Singapura itu, selama sebulan hingga 17 Desember. Hasilnya menunjukkan bahwa seorang perempuan warga negara Singapura berusia 17 tahun terdeteksi memiliki strain B117, dan 11 lainnya pada awalnya positif mengidap Covid-19.
Perempuan ini tengah melakukan studi di Inggris dan tiba di Singapura pada 6 Desember. Dia dipastikan terinfeksi pada 8 Desember dan kasusnya dimasukkan dalam hitungan kasus pada hari tersebut.
“Perempuan ini diisolasi saat tiba di Singapura, kami bisa menjaga kasus ini agar tak terjadi penularan lebih lanjut dari pasien tersebut. Hingga saat ini belum ada bukti terbaru bahwa B117 sudah beredar di masyarakat,” tulis Kementerian Kesehatan Singapura, dilansir Bloomberg, Kamis (24/12/2020).
Singapura juga telah menerapkan pembatasan ketat di perbatasan dan menghentikan pengunjung dari Inggris, termasuk bagi mereka yang hanya ingin masuk atau transit dari Inggris selama 14 hari.
Singapura juga mewajibkan semua pelancong dari Korea Selatan untuk menjalani karantina 14 hari di fasilitas khusus karena lonjakan kasus yang berkelanjutan di negara Asia Utara itu. Perintah baru ini mulai berlaku pada 26 Desember. Keputusan itu juga berlaku untuk pelancong yang berbasis di Singapura yang kembali ke jalur hijau timbal balik dengan Korea Selatan.
Sementara itu di Afrika Selatan terjadi lonjakan kasus harian tercatat 14.046 sehingga jumlah kumulatif menjadi 954.258 dipicu berkembangnya virus Covid-19 hasil mutasi. Menurut data yang dikumpulkan Universitas John Hopkins, itu adalah rekor lonjakan harian tertinggi. Sementara itu, laporan kematian harian mencapai 411, menjadikan total seluruhnya sebanyak 25.657 sejak dimulainya pandemi di negara itu.
“Virus terus menyebar secara eksponensial. Tingkat penyebaran jauh lebih cepat daripada gelombang pertama dan kami akan melampaui puncak gelombang pertama dalam beberapa hari mendatang,” kata Menteri Kesehatan Afrika Selatan Zweli Mkhize. [*]