Crispy

Warga AS Lebih Pilih Ganja Ketimbang Jajan Coklat

Ganja sepenuhnya dilegalkan di lebih dari 20 negara bagian ditambah Washington, DC, dan 18 negara bagian mengizinkannya untuk penggunaan medis. Namun, ganja tetap ilegal di 12 negara bagian.

JERNIH – Warga Amerika Serikat ternyata lebih memilih membelanjakan uangnya untuk membeli ganja ketimbang membeli cokelat. Laporan tersebut menyebutkan bahwa penjualan ganja legal bisa mencapai US$57 miliar pada tahun 2028.

MJBizDaily dalam laporannya menyebutkan, warga AS menghabiskan sekitar US$30 miliar atau setara dengan Rp448 triliun untuk membeli ganja legal pada tahun 2022, sementara pengeluaran untuk cokelat hanya mencapai sekitar US$20 miliar setara dengan Rp298,7 triliun. Pembelian ganja bahkan melampaui penjualan produk termasuk bir, obat penghilang rasa sakit opioid, dan obat nyeri topikal, menurut laporan tersebut.

Meski pembelian ganja secara legal semakin populer, penjualan tetap kalah dibandingkan industri tembakau yang berhasil mengumpulkan sekitar $53 miliar setara dengan Rp791,555 triliun tahun lalu meski mengalami penurunan yang terus-menerus.

Angka ini muncul lebih dari satu dekade setelah pemilih di Colorado dan Washington menyetujui langkah pemungutan suara pada pemilu 2012 untuk menjadi negara bagian AS pertama yang melegalkan ganja.

Ganja sepenuhnya dilegalkan di lebih dari 20 negara bagian ditambah Washington, DC, dan 18 negara bagian mengizinkannya untuk penggunaan medis. Namun, ganja tetap ilegal di 12 negara bagian.

Walaupun legalisasi semakin meningkat di seluruh negeri, penjualan ganja ilegal masih jauh lebih umum daripada penjualan legal. Whitney Economics memperkirakan bahwa tiga perempat penjualan ganja di AS masih terjadi di pasar gelap.

Aturan federal yang ketat untuk ganja juga memaksa praktek bisnis yang sulit bagi apotek legal, karena mereka dilarang bekerja sama dengan bank dan perusahaan kartu kredit untuk memfasilitasi transaksi dan harus menjadi bisnis tunai semata.

Back to top button