Tentara Israel mengintensifkan serangannya di Kota Gaza, dengan tujuan merebut wilayah tempat tinggal sekitar 1 juta warga Palestina. Namun WHO tetap memilih bersama warga Gaza.
JERNIH – Badan kesehatan PBB (WHO) mengatakan, para pekerjanya akan tetap berada di Kota Gaza meskipun ada seruan dari militer Israel agar melarikan diri dari serangan yang dilancarkan di sana.
“Kepada warga sipil di Gaza: WHO dan mitranya tetap berada di Kota Gaza,” demikian pernyataan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di akun X-nya.
Tentara Israel mengintensifkan serangannya terhadap Kota Gaza—pusat kota utama di Jalur Gaza yang terkepung—dengan tujuan merebut kota tersebut. Minggu ini, Israel memperingatkan warga sipil di sana untuk segera pergi.
PBB memperkirakan sekitar satu juta warga Palestina tinggal di dan sekitar Kota Gaza. “WHO terkejut dengan perintah evakuasi terbaru,” kata kepala WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, di X.
Ia mengatakan tuntutan Israel agar satu juta penduduk kota itu pergi ke tempat yang disebut Israel sebagai zona kemanusiaan di selatan Jalur Gaza tidak dapat dilaksanakan. “Zona tersebut tidak memiliki ukuran maupun skala layanan yang memadai untuk mendukung mereka yang sudah ada di sana, apalagi para pendatang baru,” katanya.
Tedros menekankan bahwa setengah dari rumah sakit yang masih berfungsi di Jalur Gaza berada di Kota Gaza, dan sistem kesehatan yang lumpuh di wilayah itu tidak mampu kehilangan fasilitas yang tersisa ini.
Ia mendesak masyarakat internasional untuk bertindak, dengan mengatakan bahwa, di Gaza, bencana ini disebabkan oleh manusia, dan tanggung jawabnya ada di tangan kita semua.
Israel telah melancarkan perang di Gaza sejak Oktober 2023, dalam serangan yang semakin diakui sebagai genosida. Serangan Israel telah menewaskan lebih dari 64.000 warga Palestina, sebagian besar warga sipil, menurut kementerian kesehatan Gaza.
PBB telah mengumumkan bencana kelaparan di beberapa wilayah Gaza, dan memperingatkan bahwa bencana itu akan segera menyebar ke wilayah lain.
