Crispy

WHO Kirim Tim ke Wuhan Telusuri Asal-usul Covid-19

JERNIH – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengirimkan tim yang terdiri dari 10 ilmuwan melakukan perjalanan ke Wuhan untuk menyelidiki asal-usul Covid-19 pada Januari mendatang.

Hampir setahun lalu pada Desember 2019, China memberi tahu WHO tentang kasus “virus pneumonia” di kota Wuhan. Kekhawatiran bahwa virus itu telah menyebar dari hewan ke manusia, menyebabkan otoritas China menutup pasar basah di Wuhan.

Presiden AS Donald Trump telah mengklaim Institut Virologi Wuhan adalah asal mula virus dan secara rutin mengkritik tanggapan awal WHO terhadap wabah tersebut. Tetapi badan intelijen AS telah menyanggah teori konspirasi, dengan mengatakan bahwa mereka telah menyimpulkan bahwa virus corona “bukan buatan manusia atau rekayasa genetika”.

Fabian Leendertz dari Robert Koch Institute Jerman, yang juga seorang ahli biologi dalam tim yang melakukan perjalanan ke Wuhan pada Tahun Baru, mengatakan upaya untuk menentukan asal-usul virus bukan untuk menyalahkan, tetapi upaya untuk mencegah wabah di masa depan. “Ini bukan tentang menemukan negara yang bersalah,” katanya kepada Associated Press, Kamis (17/12/2020).

“Ini tentang mencoba memahami apa yang terjadi dan kemudian melihat apakah, berdasarkan data tersebut, kami dapat mencoba mengurangi risiko di masa depan,” tambahnya.

Dr Leendertz mengatakan misi penelitian tersebut diperkirakan akan berlangsung selama empat atau lima minggu. Dia menjelaskan bahwa para ilmuwan akan memeriksa contoh medis dan sinar-X dari sebelum wabah pertama kali diketahui untuk melihat apakah virus corona telah beredar lebih awal.

Para peneliti juga akan mengambil sampel dari kelelawar dan spesies lain saat mereka mencoba menentukan dari hewan mana virus itu mungkin pertama kali muncul.

Virus itu telah membunuh lebih dari 1,6 juta orang di seluruh dunia, termasuk lebih dari 300.000 di AS, menurut penghitungan oleh Universitas Johns Hopkins. Infeksi yang dikonfirmasi secara global telah mencapai 73 juta, dengan 16 juta di antaranya di AS, tetapi jumlah sebenarnya diyakini jauh lebih tinggi karena pengujian terbatas, perbedaan dalam menghitung korban tewas dan penyembunyian angka korban oleh beberapa negara. [*]

Back to top button