
Tertarik ingin membeli mobile listrik (EV) dengan anggaran terbatas. Siapkan kocek maksimal Rp 200 juta, Anda bisa mendapatkan satu dari empat pilihan berikut. Plus bisa menghitung pajak dan biaya ekonomi lainnya.
JERNIH – Perkembangan mobil listrik di Indonesia kini tidak lagi terbatas pada kelas premium. Jika beberapa tahun lalu kendaraan listrik identik dengan harga di atas Rp 500 juta, kini sejumlah produsen mulai menghadirkan EV dengan harga di bawah Rp 200 juta.
Mobil-mobil ini menargetkan masyarakat urban yang membutuhkan kendaraan efisien, murah dirawat, dan ramah lingkungan. Berikut empat model yang sedang naik daun — lengkap dengan profil, spesifikasi, pajak tahunan, serta nilai ekonominya.
Wuling Air ev Lite 200, Pionir EV Murah
Harga: sekitar Rp 184 Juta
Pajak Tahunan: sekitar Rp 290 Ribu
Wuling menjadi salah satu pionir kendaraan listrik massal di Indonesia. Varian Air ev Lite 200 adalah model paling terjangkau dari lini Air ev, dengan harga OTR Jakarta sekitar Rp 184 juta. Desainnya mungil, futuristik, dan sangat cocok untuk penggunaan harian di kota besar.

Secara teknis, Air ev Lite 200 dibekali baterai Li-FePO4 berkapasitas 17,3 kWh yang mampu menempuh jarak sekitar 200 km dalam sekali pengisian. Motor listriknya menghasilkan tenaga cukup untuk mobilitas dalam kota, dengan akselerasi halus dan nyaris tanpa suara.
Selain ramah lingkungan, Wuling Air ev juga menawarkan efisiensi luar biasa. Dengan konsumsi energi sekitar 8,7 kWh per 100 km, biaya listrik untuk menempuh 100 km hanya sekitar Rp 12 ribu (dengan tarif listrik rumah tangga Rp 1.444/kWh). Jika dikendarai sejauh 15.000 km per tahun, biaya energi totalnya tak sampai Rp 2 juta.

Dari sisi pajak, Air ev juga diuntungkan. Berdasarkan simulasi nilai jual kendaraan bermotor (NJKB) sekitar Rp 73 juta, pajak kendaraan bermotor (PKB) setelah insentif bisa hanya sekitar Rp 290 ribu per tahun, termasuk SWDKLLJ. Untuk kendaraan listrik di beberapa daerah seperti DKI Jakarta, pajak ini bahkan bisa dibebaskan sepenuhnya.
Dengan biaya operasional yang sangat rendah, Air ev menjadi EV termurah sekaligus paling ekonomis di pasaran Indonesia saat ini.
DFSK Seres E1, Kecil, Lincah, dan Efisien
Harga: sekitar Rp 189 Juta
Pajak Tahunan: sekitar Rp 294 Ribu
Saingan terdekat Air ev datang dari DFSK Seres E1, yang dibanderol mulai Rp 189 juta (varian B-Type). Seres E1 memiliki bodi mungil seperti city car konvensional, namun dengan desain lebih modern dan kabin yang cukup lega untuk empat penumpang.

Varian dasar Seres E1 menggunakan baterai 13 kWh dan sanggup menempuh jarak sekitar 180–200 km. Dengan tenaga sekitar 34 hp, mobil ini didesain untuk penggunaan perkotaan yang ringan — berputar di jalan padat tanpa konsumsi energi besar.
Dari sisi efisiensi, Seres E1 justru menjadi salah satu yang paling hemat. Konsumsi energi hanya 7,2 kWh per 100 km, setara biaya sekitar Rp 10 ribu per 100 km. Jika digunakan 15.000 km per tahun, total biaya listriknya hanya Rp 1,5 juta — jauh lebih hemat daripada mobil bensin kecil yang bisa mencapai Rp 15 juta per tahun untuk bahan bakar.

Untuk pajak tahunan, hasil simulasi menunjukkan biaya sekitar Rp 294 ribu per tahun (setelah insentif), menjadikan Seres E1 pilihan menarik bagi pengguna harian yang mencari kendaraan listrik ringkas dengan ongkos perawatan minim.
Honri Boma EV, MPV Mini Elektrik
Harga: sekitar Rp 199 Juta
Pajak Tahunan: sekitar Rp 302 Ribu
Pendatang baru dari Tiongkok, Honri Boma EV, mulai mencuri perhatian sejak tampil di Indonesia International Motor Show (IIMS) 2025. Mobil listrik mungil bergaya MPV ini dibanderol Rp 199 juta saat pre-sale, menjadikannya kandidat ideal di bawah batas Rp 200 juta.

Boma EV memiliki bentuk menyerupai “Alphard mini”, dengan kabin cukup lega untuk keluarga kecil. Di balik desainnya, mobil ini membawa baterai 11,9 kWh yang diklaim mampu menempuh jarak sekitar 130 km per pengisian. Motor listriknya menghasilkan 38 kW (sekitar 40 hp) dengan torsi 84 Nm, cukup untuk penggunaan dalam kota dan perjalanan pendek ke luar kota.
Dalam hal efisiensi, Boma EV mencatat konsumsi sekitar 9,1 kWh per 100 km, atau biaya listrik hanya Rp 13 ribu per 100 km. Pajaknya pun ringan — dengan estimasi Rp 302 ribu per tahun — karena termasuk kendaraan listrik berbasis baterai yang mendapat keringanan pajak di banyak daerah.

Walau jarak tempuhnya lebih pendek dibanding Air ev atau Seres E1, Honri Boma EV menawarkan kenyamanan dan ruang kabin lebih luas, menjadikannya alternatif menarik bagi keluarga muda yang ingin beralih ke kendaraan listrik tanpa menguras kantong.
VinFast VF3, EV Asal Vietnam
Harga: mulai Rp 195 Juta
Pajak Tahunan: sekitar Rp 299 Ribu
Nama VinFast VF3 mungkin masih terdengar baru di Indonesia, tetapi merek asal Vietnam ini telah mencuri perhatian dengan strategi harga agresif. Beberapa dealer dan program promo di 2025 sempat menawarkan harga efektif sekitar Rp 192–195 juta, meski harga resmi masih di kisaran Rp 230 juta.

VinFast VF3 dibekali baterai 18 kWh dengan jarak tempuh klaim sekitar 215 km, menjadikannya salah satu EV dengan daya jelajah terjauh di segmen harga ini. Tenaganya sekitar 40 hp dengan torsi 110 Nm — cukup bertenaga untuk ukuran city car empat penumpang.
Efisiensi energinya tergolong baik, dengan konsumsi 8,3 kWh per 100 km (sekitar Rp 12 ribu per 100 km). Jika menempuh 15.000 km per tahun, biaya listrik hanya sekitar Rp 1,8 juta. Pajak tahunannya pun serupa dengan pesaing lain, sekitar Rp 299 ribu tergantung insentif daerah.

Dengan jarak tempuh panjang dan desain yang kokoh, VF3 menjadi EV paling tangguh di bawah Rp 200 juta — terutama bila konsumen beruntung mendapatkan harga promo.(*)
BACA JUGA: Tren Mobil Listrik di Indonesia Kian Menggeliat: 10 EV Terlaris 2025