Kekhawatiran Covid-19 di Indonesia Munculkan Tren Gaya Hidup Baru
JERNIH – Kekhawatiran dampak pandemi Covid-19 mendorong banyak orang untuk menerapkan gaya hidup lebih sehat bersamaan dengan penggunaan teknologi digital yang lebih luas.
Hasil survei juga mengungkapkan responden di Indonesia menunjukkan optimisme yang terendah di antara delapan pasar di Asia terhadap perkembangan Covid-19 hingga enam bulan ke depan. Hampir tiga perempat (74%) responden menyebutkan bahwa Covid-19 akan semakin serius pada paruh kedua tahun 2020, melebihi rata-rata di regional sebesar 41%.
Survei dilakukan Manulife Asia Care pada akhir Mei lalu, dengan jumlah responden 300 nasabah asuransi di Indonesia. Semua responden mengungkapkan kekhawatiran mengenai dampak pandemi jangka panjang terhadap ekonomi lokal.
Seluruh responden di Indonesia (100%) telah mengadopsi kebiasaaan gaya hidup baru sejak wabah Covid-19. Mayoritas kebiasaan baru ini meliputi gaya hidup lebih sehat dan meningkatnya ketergantungan pada layanan e-commerce, online dan digital.
Di Indonesia, 62% responden menemukan cara untuk lebih sehat secara fisik daripada sebelum Covid-19, dan 37% responden mulai memonitor kesehatan mental mereka. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran terkait kesehatan meningkat dan tidak diragukan lagi bahwa mereka mulai beralih ke gaya hidup lebih sehat baik untuk kondisi tubuh maupun pikiran.
Selama 18 bulan ke depan, tren yang sama akan terus meningkat dengan 50% nasabah ingin lebih sehat secara fisik dan 28% ingin memantau kesehatan mental mereka.
“Kami senang bahwa berdasarkan survei ini, para nasabah di Indonesia mulai beralih menuju gaya hidup sehat,” kata Ryan Charland, President dan CEO Manulife Indonesia, dalam keterangannya, Selasa (25/8/2020)
Seiring dengan keinginan menjadi lebih bugar, 42% responden di Indonesia mengatakan pandemi membuat mereka lebih sering meninjau dan menata ulang keuangan pribadi dibandingkan sebelum Covid-19 terjadi. Mayoritas melakukannya secara online.
Survei juga menunjukkan mereka beralih dari belanja secara offline ke online (65%), menggunakan layanan online seperti pembayaran, belanja dan pengiriman makanan (71%) dan khususnya menggunakan media online untuk mencari berita dan bersosialisasi (keduanya sebesar 69%).
Covid-19 telah mempercepat tren yang sudah ada terutama digitalisasi dalam gaya hidup. Pola dan kebiasaan seperti ini bahkan memberikan alasan tersendiri untuk meyakini bahwa perubahan kebiasaan ini, setidaknya sebagian, akan bersifat permanen. Di Indonesia, digitalisasi dan penggunaan smartphone telah memudahkan masyarakat Indonesia memperoleh akses ke layanan keuangan dan media online lainnya. Covid19 telah membantu memperkuat nilai layanan dan alat (media) digital. [*]