New Normal, Sampah Plastik Mengunung, 75% Tak Laku Didaur Ulang
Jakarta – Berdasarkan penelitian yang dilakukan di beberapa tempat, hanya sekitar 25 persen sampah plastik yang sangat laku dijual di pasar Indonesia. Sementara 75 persen sampah plastik lainnya itu terbukti mengganggu lingkungan. Peningkatan sampah juga terjadi selama masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) menjelang dan era new normal nanti.
“Yang saya lihat, dari plastik-plastik yang digunakan masyarakat sekarang, yang 75 persen itu bukan yang laku dijual atau didaur ulang. Ini yang menjadi persoalan utama sampah di Indonesia,” ujar Pengamat Sampah dan Dosen Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan ITB, Prof. Dr. Ir. Enri Damanhuri, kemarin.
Dia juga mengutarakan bahwa yang laku dijual itu seperti botol PET, dan lain-lain, itu juga hanya mudah dijual di Jawa dan Bali. Tapi di Sumatera Utara, Lombok, dan Palembang misalnya, sampah-sampah itu susah menjualnya karena tidak ada yang mengangkutnya. “Jadi semuanya dibuang ke lingkungan,” tuturnya.
Dia mencontohkan warga binaan yang ada di kabupaten di Danau Toba, di mana mereka kesulitan untuk membawa botol-botol PET yang laku dijual itu, dan harus dibawa ke Medan. “Apalagi di masa-masa pandemi Covid-19 saat ini, mereka malah sama sekali tidak bisa menjualnya,” ucap Enri.
Ia juga memaparkan peningkatan sampah juga terjadi selama masa PSBB dan di masa new normal dengan adanya penggunaan layanan pesan antar. “Dengan adanya Covid-19 ini, kita sangat tergantung pada online atau layanan pesan antar ke rumah. Mau tidak mau, itu semua menggunakan kantong plastik, termasuk saat kita beli barang elektronik,” ujar Prof Enri.
Bungkus barang elektronik itu menggunakan plastik yang berlapis-lapis. Begitu juga saat beli barang yang lain, agar barang tidak pecah, harus dibungkus dengan busa dan plastik. “Ini yang sekarang menjadi beban di rumah tangga. Kemasan-kemasan bertambah banyak. Semoga dengan normal kembali, kebiasaan untuk menggunakan plastik sekali pakai makin berkurang yang bisa dimulai dari rumah,” imbuh Prof Enri.
Jadi kata dia , sebagian besar plastik-plastik yang digunakan masyarakat saat ini bermasalah di lingkungan. Persoalannya adalah, tidak semua industri yang memproduksi kemasan berbahan plastik itu mau menarik kembali sampahnya. [*]