Moron

Bawa Pulang Jenasah Covid-19 Dusun Jati di Sidoarjo Lockdown

SIDOARJO-Dusun Jati Kecamatan Waru, Sidoarjo saat ini mendapat pengamanan super ketat setelah 15 orang warganya terjangkit Covid-19.

Pelaksana Tugas Bupati Sidoarjo, Nur Ahmad Syaifuddin mengatakan penyebab banyaknya warga Dusun Jati terjangkit Covid-19 berawal ketika salah satu warga membawa pulang jenazah Covid-19 ke rumahnya di Dusun Jati Kecamatan Waru.

Bukan hanya membawa pulang jenasah pasien Covid-19 yang sudah dalam peti, mereka bahkan membuka peti itu dan memandikan jenasahnya.

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menyesalkan insiden tersebut.

“Peristiwa ini terjadi sekitar dua minggu lalu. Ada warga di sebuah dusun di Kecamatan Waru yang meninggal akibat Covid-19. Namun keluarganya membuka peti dan bahkan memandikan jenazah sehingga ada yang tertular,” kata Khofifah saat penyaluran bantuan sosial tunai di Balai Desa Berbek, Kecamatan Waru, Minggu (17/5/2020).

Nur Ahmad Syaifuddin mengakui ada keteledoran dalam pemakaman jenasah Covid-19 di Dusun Jati karena yang seharusnya memakamkan pasien positif Covid-19 adalah tenaga kesehatan dengan memakai baju hazmat.

“Peti tidak boleh dibuka dan pemakaman jenazah tidak boleh lebih dari empat jam,” kata Cak Nur, sapaan akrab Nur Ahmad Syaifuddin.

Paska insiden itu, pihaknya menerjunkan petugas Gugus Tugas Penanganan Covid19, untuk melakukan tracing, rapid test, serta uji swab.

“Hasilnya, PDP-nya banyak sekali. Yang positif virus Corona 15 orang. Sekarang dusun tersebut diisolasi dengan ketat,” kata Cak Nur menjelaskan.

Untuk mencegah penularan dan penyebaran lebih luas, Dusun tersebut diminta melakukan karantina secara ketat serta dijaga super ketat agar tak ada warga Dusun Jati keluar wilayah demikian juga mencegah warga dari luar Dusun Jati masuk ke dalam dusun itu.

“Daerah itu harus tertutup, demikian pula tempat ibadahnya. Ini untuk memastikan tidak ada warga lain di luar dusun tersebut yang terpapar Covid-19,” kata dia.

Khofifah berharap kejadian seperti ini tidak lagi terulang karena proses pemakaman jenasah pasien positif COVID-19 harus sangat ketat.

” Semoga tidak ada kejadian seperti itu lagi,” kata Khofifah.

(tvl)

Back to top button