Moron

Hipnotis; Dari Ibnu Sina sampai James Braid

James Braid — seorang dokter kelahiran Skotlandia — terlambat menemui pasien. Saat tiba di ruang perawatan, ia mendapati sang pasien menatap kagum pada nyala lampu minya yang berkedip.

Sang pasien tak menyadari kedatangannya. Bahkan, sang pasien sama sekali tidak bergeming ketika Braid mulai berbicara dan menyentuhnya. Alih-alih mengobati sang pasien, Braid justru menjadikan orang yang harus diobati sebagai kelinci percobaan.

Sebelumnya, Braid meneliti mata-fix dan melakukan eksperimen dengan teman, keluarga, dan pelayan. Ia meminta orang-orang yang terlibat dalam eksperimen memusatkan perhatian pada subyek terang, seperti api lilin atau cermin kecil, pada jarak berbeda dari wajah.

Fokus melihat subyek terang menghasilkan kelelahan kelopak mata, dan secara spontan kelopak mata akan menutup. Apa yang dilakukan Braid saat ini dikenal sebagai hipnotisme. Braid adalah bapak hipnotisme.

Semula Braid menyebut fenomena ini neurypnology atau tidur gugup — kata yang diambil dari judul bukunya. Belakangan dia mengganti dengan kata neuro-hypnotism. Hipnotisme berasal dari Hypnos, nama dewa tidur dalam kepercayaan Yunani kuno.

Terakhir, Braid menggunakan kata hipnotisme — sebuah versi singkat dan mudah diingat dari neuro-hypnotism.

Awalnya, pada 13 November 1841, Braid tertarik dengan pertunjukan mesmerist Charles Lafontaine, seniman teater dengan tatapan tajam dan janggut panjang, di Manchester. Lafontaie menggunakan mesmerisme untuk membuat orang tahan terhadap rasa sakit kendati disetrum dan dibakar lilin.

Mesmerism ditemukan dan dikembangkan oleh Franz Anton Mesmer, yang menyuruh pasien di sebuah rumah sakit menelan preparat mengandung zat besi. Setelah itu Mesmer menempelkan magnet ke berbagai bagian tubuh pasien.

Pasien mengatakan merasakan aliran cairan misterius di seluruh tubuhnya, dan merasa terbebas dari rasa sakit selama beberapa jam. Mesmer menyebut fenomena ini animal magnetism, tapi orang lain lebih suka menyebut mesmerism.

Mesmerism dipelajari banyak orang, termasuk Braid. Namun Braid yakin ada cara lain, tanpa animal magnetism seperti yang diperlihatkan para mesmerist, penyembuhan bisa dilakukan.

Setelah serangkaian eksperimen, Braid berkesimpulan fiksasi — atau perhatian mata pada benda bercahaya — adalah kunci mesmerisme. Tidak ada fluida universal, dan mesmerisme bisa dicapai tanpa magnetisme.

Tidak hanya itu, Braid menepis anggapan trance hanya bisa dicpai melalui ritual panjang dan gerakan tangan. Trance bisa dicapai dengan membuat subyek memusatkan perhatian pada obyak seperti lilin atau cermin kecil.

Braid menggunakan hipnotis untuk mengurangi rasa sakit sumsum tulang belakang dan lengan. Pasien yang menjalani perawatan setiap hari dapat sembuh dan beraktivitas seperti sedia kala.

Ia melakukan hal serupa pada pasien stroke, pasien yang mengalami kelumpuhan, reumatoid kronis, sakit kepala, keluhan kulit, dan gangguan sensorik. Sebagai profesional, Braid dengan rendah hati menyebut contoh kasus yang tidak bisa disembuhkan dengan hipnotis.

Ia mengidentifikasi banyak fitur kunci dari kondisi trance. Misal, mendengar dalam kondisi trance dua belas kali lebih akut dibanding dalam kondisi normal. Detak arloji yang tidak dapat didengar dari jarak tiga kaki, misalnya, bisa terdengar oleh orang yang mengalami trance kendati arloji itu berjarak tiga puluh lima kaki.

Braid — lahir di Kirnoss, Skotlandia dan belajar kedokteran di Edinburgh — membangun reputasinya dengan pendekatan ilmiah, dan menjadi hiptonerapis pertama. Selain itu dia juga mengamati bahwa proses tubuh otonom, seperti detak jatung dan sirkulasi darah yang dapat dikontrol saat trance.

Pengaruh Ibnu Sina

Braid bisa disebut hinoterapis pertama dan bapak hipnotisme modern, tapi jika sejenak melihat ke belakang Ibu Sina — di masyarakat Barat disebut Avicenna — adalah orang pertama yang menggunakan terapi trance dan tidur untuk menyembuhkan pasien.

Dalam The Book of Healing, buku yang konon menjadi rebutan banyak gereja selama abad pertengahan, Ibnu Sina menyatakan seseorang dapat menciptakan kondisi pada orang lain sehingga orang itu menerima kenyataan hipnosis.

Ibu Sina adalah pelopor neuropsikiatri. Dialah yang menggambarkan berbagai kondisi neuropsikiatrik, termasuk halusinasi, insomnia, mimpi buruk, melancholia, demensia, epilepsi, kelumpuhan, stroke, vertigo, dan tremor.

Ia pelopor psikofisiologi dan pengobatan psikosomatik, serta pengobatan yang melibatkan emosi. Alkisah, dia mengobati seorang pasien dengan merasakan denyut nadi pasien adn membacakan nama-nama propinsi, kabupaten, kota, jalan, dan nama-nama orang.

Saat nama-nama kota disebut, denyut nadi pasien meningkat. Ia menyimpulkan pasien jatuh cinta pada seorang gadis di kota tertentu. Bahkan dengan cara itu Ibnu Sina dapat menemukan rumah sang gadis dan namanya.

Back to top button