Moron

Pembunuhan JFK dan Demam The Beatles

Hari ini, 22 November 1963 waktu AS atau 23 November 1963 WIB, Presiden AS John F Kennedy terbunuh di Dallas, Texas. Di Eropa, The Beatles memunculkan histeria gelombang kedua, dan siap menginvasi Paman Sam.

Sekujur AS berduka. Saat yang sama hujan mengguyur kota-kota di Inggris, tapi tak menghentikan langkah orang mendatangi toko kaset dan berbaris untuk mendapatkan With the Beatles — album kedua The Beatles.

Setengah juta copy terjual dalam sehari. Pakar bisnis musik memperkirakan With the Beatles akan sukses luar biasa di Eropa. Manajemen The Beatles menyusun rencana menjual album The Beatles kali pertama di AS.

Saat itu, orang AS tak kenal The Beatles. Brian Epstein, manajer The Beatles, meluncurkan profil singkat grup band asal Liverpool, Inggris, itu di CBS Morning News pada saat album resmi dirilis atau beberapa jam sebelum JFK terbunuh.

Profil empat lelaki, dengan gaya rambut yang tidak sopan dan permainan musik khas Inggris, serta sedang menjadi fenomena sosiologis, tampil di depan publik AS. Itulah kali pertama orang AS berkenalan dengan The Beatles.

Acara itu dijadwalkan mengudara kembali pada malam hari, tapi tidak pernah terjadi. Layar televisi AS sepanjang malam dipenuhi kabar duka, dan ratapan publik AS.

JFK ditembak pukul 12:30 siang, saat limousin terbukanya melewati Dealey Plaza di Dallas, Texas. Saat penembakan terjadi The Beatles tengah menggelar tur Eropa keempat dan tampil Stockton.

John Lennon, Paul McCartney, Ringo Star, dan George Harrison, berada di belakang panggung. Empat band pembuka; Peter Jay & the Jaywalkers, The Vernon Girls, The Brook Brothers, dan the Rhythm & Blues Quartet tampil bergiliran.

Seseorang masuk ke belakang panggung, dan mengabarkan penembakan JFK. Paul McCartney masih mengingat suasana itu.

“Kami terkejut. Lalu saya bertanya apakah dia (FJK – red) meninggal,” kenang McCartney. “Sampai kami naik panggung, kabar kematian JFK belum sampai ke telinga kami.”

Tak lama kemudian The Beatles tampil. Gedung Globe Cinema seolah akan runtuh ketika The Beatles naik panggung. John Lennon bernyanyi, dan gadis-gadis bereriak, beberapa pingsan, dan dilarikan ke belakang panggung.

Ada ironi luar biasa. Ketika di Eropa orang histeris menyaksikan The Beatles, jutaan orang di AS meratapi kematian tokoh pujaan.

Menurut McCartney, The Beatles tidak benar-benar mengenal JFK. “Yang kami tahu ada lelaki tampan beragama Katolik menjadi presiden AS. Itu tidak biasa,” kenang McCartney.

Pada 7 Februari 1964, atau tujuh puluh tujuh hari setelah pembunuhan JFK, The Beatles mendarat di Bandara John Fitzgerald Kennedy, New York. Bandara ini sebelumnya bernama Idlewild atau Bandara Internasional New York. Diubah menjadi Bandara JFK pada 18 Desember 1963.

Sebelum pesawat yang membawa The Beatles mendarat, banyak orang meragukan band asal Inggris ini akan sukses di AS. Ketika John Lennon menuruni tangga pesawat, diikuti oleh tiga personel The Beatles lainnya, publik AS histeris.

Angin puting beling bernama The Beatles menginvasi AS, menghapus duka berhari-hari publik Paman Sam yang kehilangan presiden ganteng.

Back to top button