Moron

Terungkap Bukti Kekejaman Wu Zetian, Kaisar Wanita Pertama di Tiongkok.

Sekitar 1300 tahun yang lalu hidup seorang hakim bernama  Yan Shiwei. Ia  adalah hakim terhormat yang hidupnya didedikasikan untuk mendukung Wu Zetian kaisar perempuan pertama  dalam sejarah tiongkok.  Namun hidupnya berakhir tragis. Dia dan keluarganya dieksekusi oleh sang Kaisar yang dijungjungnya.

Tulang-tulang Yan Shiwei  dan keluarganya telah ditemukan di kota Xi’an, Cina.  Makam itu berada di dalam gua, berisi sisa-sisa dari kehidupan Yan Shiwei dan Nyonya Pei, istrinya. Prasasti pada nisan batu bluestone menceritakan kehidupan Yan Shiwei yang penuh gejolak

Menurut LiveScience, para arkeolog menggali makam itu pada tahun 2002 tetapi temuan itu tidak dilaporkan hingga 2014. Hasil penelitiannya sekarang telah diterbitkan oleh Institut Arkeologi dan Konservasi Warisan Budaya Kota Xi’an dalam jurnal berbahasa Inggris Chinese Cultural Relics.

Nisan tersebut menyebut nama Maharani Wu Zetian. Dia adalah  kaisar wanita  satu-satunya yang berhasil meruntuhkan hegomoni  laki-laki sejak Kaisar Shi Huang Di mempersatukan tiongkok tahun 221 SM. Dan selama  10 abad  kaum pria berkuasa penuh di puncak kekuasaan,  tidak terbayang akan ada seorang wanita menjadi kaisar.

Dominsasi itu runtuh  ketika Wu Zetian menjadi huangdi (kaisar)  pada 18 Agustus 690 M. Dan selama 4000 tahun sejarah tiongkok, dia  akan tetap menjadi satu-satunya kaisar wanita, sang pendiri Dinasti Zhou.

Karir Wu Zetian untuk menjadi kaisar dipenuhi intrik dan konflik. Wu Zetian adalah wanita yang tangguh, ambisius dan cerdas sehingga mampu menuju puncak kekuasaan dengan menyisihkan saingan-saingannya.  Wu Zetian mengawali kehidupannya di istana sebagai selir berpangkat cairen (tingkat lima) dari Kaisar Li Shimin (Taizong). Setelah sang kaisar mangkat tahun 649, Wu Zetian kemudian diangkat menjadi selir Kaisar Li Zhi , putra kaisar Li Shimin.

Dari Kaisar Li Zhi (Gaozong ),  Selir Wu Zetian  melahirkan dua orang putra  yaitu  Li Hong dan Li Xián. Sedangkan putri ketiganya yang baru dilahirkan kemudian meninggal.   Selir Wu Zetian  menuduh Permaisuri Wang, istri kaisar yang menyebabkan putrinya meninggal.  

Padahal putrinya itu dibunuh oleh ibunya sendiri untuk menyingkirkan Sang permaisuri dan selir Xiao yang menjadi saingan Wu Zetian. Kaisar Gaozong adalah kaisar yang lemah karena menderita stroke, dia akhirnya mengangkat Wu Zetian sebagai permaisuri dan mengasingkan  permaisuri Wang serta  selir Xiao.

Tahun 675, Permaisuri Wu Zetian menjadi wali tidak resmi bagi kaisar yang semakin memburuk kesehatannya.  Dengan cara-cara halus Wu Zetian banyak menyingkirkan orang-orang yang tidak sejalan dengan keinginannya, termasuk kerabat terdekatnya. Kaisar Gaozong mangkat tahun 683, dan putra Wu Zetian yang lain yaitu  Li Xián diangkat menjadi Kaisar Zhongzong. Kaisar ini rupanya kurang patuh kepada ibunya, karena atas desakan permaisurinya, Kaisar Zhongzong mengangkat mertuanya sebagai perdana mentri. Suatu hal yang tidak disukai sang ibu.

Wu Zetian sebagia ibu suri kemudian menggulingkan kekuasaan anaknya dan mengasingkannya.  Dia lantas mengangkat anaknya yang lain, yaitu Li Dan sebagai Kaisar Ruizong.  Walaupun menjadi kaisar, Ruizong hanya menjadi boneka kekuasaan ibunya. Pada tahun 690 M Ruizong akhirnya menyerahkan takhtanya  kepada ibunya. Dan sejak saat itu Wu Zetian menjadi kaisar wanita pertama di Tiongkok.

Hakim Yan Shiwei eksis ketika Wu Zetian untuk mengambil alih takhta kekuasaan setelah kematian Kaisar Li Shimin.  Keputusan itu tidak diterima oleh para kerabat kaisar. Akhirnya Pangeran  Xu Jingye memberontak terhadap Wu Zetian di Jiangdu. Yan Shiwei pada saat itu adalah seorang pejabat militer yang tidak terbujuk oleh Pangeran  Xu Jingye  untuk bergabung dengan pemberontak. Sebaliknya, Yan Shiwei sangat mendukung Wu Zetian dan menentang pemberontakan.

Salah satu bukti kesetiaan Yan Shiwei  tertulis di prasasti nisan :  “Tuan  (Yan Shiwei)  dengan sengaja mematahkan lengannya sendiri untuk melawan paksaan dari pemberontak, menunjukkan bahwa kesetiaannya kepada pengadilan kekaisaran belum terguncang.”

Karena kesetiannya maka Wu Zetian  mengangkat Yan Shiwei  sebagai hakim Wilayah Lanxi dari Prefektur Wuzhou. Yan Shiwei   mampu menjalankan tanggungjawabnya sebagai kepala pengadilan dengan baik. Yan Shiwei melayani kaisar selama sembilan tahun, sampai kemudian akhirnya  sebuah tragedi menghampirinya.

Tidak dijelaskan  penyebab tragedi itu namun  tersirat keterangan di prasasti menyebutkan bahwa  salah seorang saudara Yang Shiwei yaitu  Zhiwei telah berbalik melawan Kaisar Wu Zetian.  Yan Shiwei  dianggap bersalah oleh lembaga yang dipimpinya, akhirnya dia dieksekusi hukuman mati  secara kolektif bersama seluruh keluarganya.

istri Yan Shiwei, yaitu Nyonya Pei tidak dieksekusi karena  telah meninggal bertahun-tahun sebelumnya yaitu tahun 691. Karena  Yan Shiwei  dianggap pembangkang maka dia dan keluarganya tidak mendapat penguburan yang layak. Prasasti di nisan menyebutkan tubuhnya dimakamkan secara sembarangan.

Kaisar wanita Wu Zetian akhirnya digulingkan kembali oleh putranya yang diasingkan yaitu  Li Xiǎn (Kaisar  Zhongzong ) yang kemudian secara resmi naik takhta kembali sebagai Kaisar. Wu Zetian dipindahkan ke Istana Shangyang dan mangkat pada 16 Desember 705.  

Selain ambisius Kaisar Wu Zetian meninggalkan jejak pembangunan yang maju dibidang pendidikan, sastra dan tulisan. Dia juga memiliki perhatian besar terhadap rakyatnya termasuk sukses memperluas wilayah perbatasan Tiongkok dan mengantar putra-putranya menjadi kaisar.

Setelah Dinasti Tang berkuasa menggantika Dinasti Zhou,  semua tuduhan terhadap kematian Yan Shiwei dibebaskan. Tubuhnya dapat dikuburkan dengan layak  di makam keluarga bersama istrinya.

Back to top button