Akibat Pandemi Pemilik Hotel di Puncak Angkat Tangan
pilihan masyarakat dalam memilih hotel dengan konsep terbuka merupakan dampak besar dari pandemi Covid-19 ke peta persaingan hotel yang sudah ada. Makanya, pelaku usaha harus membaca dengan baik fenomena ini untuk bisa menentukan posisi serta ambil bagian dari pertumbuhan ekonomi.
JERNIH-Fenomena beberapa hotel di kawasan wisata Puncak, Bogor-Cianjur Jawa Barat kosong dan tak terurus bahkan diobral di toko online mewarnai 2 tahun pandemi. Sebab meski beberapa waktu belakangan mulai ramai, rupanya tak cukup membantu para pengelolanya untuk bertahan.
Pemerhati Properti Ajib Hamdani mengungkapkan bahwa faktor yang membuat banyak hotel gulung tikar adalah, ketidaksiapan pengusaha perhotelan dalam menghadapi persaingan hotel-hotel baru atau hotel lama dengan konsep baru.
Jumlah hotel-hotel di kawasan Puncak bisa jadi sudah tahap jenuh yang ditambah lagi tekanan pandemi yang cukup memukul dari sisi permintaan kamar.
“Ekonomi sedang mengalami pola keseimbangan baru, jadi dengan pola yang baru ini maka muncul pola keseimbangan baru yang membentuk pola baru. Misal sebelum pilihan orang ke hotel konvensional, sekarang lebih banyak orang suka hotel dengan konsep terbuka,” katanya.
Mengutip CNBC Indonesia, pilihan masyarakat dalam memilih hotel dengan konsep terbuka merupakan dampak besar dari pandemi Covid-19 ke peta persaingan hotel yang sudah ada. Makanya, pelaku usaha harus membaca dengan baik fenomena ini untuk bisa menentukan posisi serta ambil bagian dari pertumbuhan ekonomi.
“Karena hotel itu bagian dari leisure, ketika pengusaha bisa men-delivery maka harga bakal menjadi nomor 2. Kan banyak paket wisata, terobosan dalam bidang hotel dan travel,” ujarnya.
Sayang, tidak semua pengusaha hotel mampu untuk melakukan langkah tersebut. Buktinya, banyak hotel yang akhirnya dilego ke pasaran. Salah satunya adalah hotel dengan inisial LN di Jalan Raya Puncak, Cisarua Bogor, seluas 5.756 meter ini terdiri dari 45 kamar serta 3 ruang rapat.
Di dalamnya tersedia fasilitas lapangan tenis, lapangan bulutangkis, tenis meja, taman bermain, kolam renang, danau untuk memancing luasan 5000 meter.
“Harga jual cepat Rp 47 miliar saja, Lokasinya strategis, 200 meter dari Jl. Raya Puncak, 4 Km ke Taman Safari, dekat Taman Wisata Matahari dan Hotel Grand USSU, serta Cimory Moutain View,” tulis penjual dilansir dari Rumah.com.
Contoh lainnya yaitu hotel A di Cisarua, Bogor yang terdiri dari 43 kamar tidur dan 46 kamar mandi, luas tanah 1.966 meter serta luas bangunan 2.488 meter. Pemilik melepasnya dengan harga Rp 20 miliar.[]