Oikos

Gambar Cabul Muncul Saat Belajar, Singapura Stop Pakai Zoom

Singapura – Para guru akan menangguhkan penggunaan aplikasi video conference Zoom, menyusul pelanggaran yang melibatkan gambar cabul. Demikian dilaporkan Kementerian Pendidikan Singapura, Kamis (9/4/2020).

Kementerian Pendidikan setempat mengatakan saat ini sedang menyelidiki pelanggaran, yang digambarkan sebagai “insiden serius”. “Sebagai tindakan pencegahan, para guru kami akan menangguhkan penggunaan Zoom mereka sampai masalah keamanan ini diselesaikan,” kata Aaron Loh, Direktur Divisi Teknologi Pendidikan di Kementerian Pendidikan, seperti dikutip dari Channel News Asia (CNA).

Seorang orangtua, Ms Loh, mengatakan kepada CNA bahwa putrinya, yang berada di sekolah dasar kelas 1, mengikuti pelajaran geografi di rumah menggunakan Zoom ketika gambar-gambar cabul muncul di layar. Dua pria meminta siswa wanita yang hadir untuk memotret diri mereka sendiri, tambahnya.

Ms Loh, 47, seorang pegawai negeri mengatakan bahwa putrinya, yang belajar di sebuah sekolah di bagian timur Singapura, bercerita tentang kejadian itu. “Saya sangat senang dia menceritakan kejadian itu kepada saya. Dia sepertinya berusaha untuk tidak mempermasalahkannya, tapi saya katakan kepadanya dia harus takut dengan insiden seperti itu, karena ini tidak normal, dan mungkin bahkan ilegal,” katanya.

Ms Loh mengatakan bahwa guru segera mengakhiri sesi, tetapi “kerusakan telah terjadi”. “Kelas, atau setidaknya putriku, melihat foto-foto cabul, dan mendengar apa yang diminta orang-orang Kaukasia,” katanya.

Pihak kementeraian akan mengajukan laporan kepada polisi jika diperlukan. “Kami sudah bekerja dengan Zoom untuk meningkatkan pengaturan keamanannya dan membuat langkah-langkah keamanan,” kata Mr Loh.

“Kami telah mengulangi dan menjelaskan kepada semua guru kami langkah-langkah keamanan yang harus mereka patuhi ketika menggunakan platform konferensi video tersebut. Ini termasuk mengharuskan masuk yang aman dan tidak membagikan tautan rapat di luar siswa di kelas,” kata Mr Loh.

Namun pembelajaran berbasis rumah tidak akan terganggu, ia menambahkan. “Para guru akan terus memanfaatkan berbagai sumber daya yang tersedia di bawah Ruang Belajar Siswa Singapura, serta pengajaran dan pembelajaran offline,” kata Mr Loh.

Dia menambahkan bahwa para guru akan terus bekerja dengan orang tua untuk memastikan lingkungan belajar yang aman. Sekolah juga akan membimbing siswa tentang perilaku yang sesuai ketika menghadiri pelajaran online.

“Dalam kasus siswa yang tidak mematuhi aturan, kami akan mengambil langkah yang tepat untuk menasihati dan membimbing mereka. Jika perlu, kami juga dapat memberlakukan tindakan disipliner,” katanya. [Zin]

Back to top button