Oikos

Hipertensi Saat Hamil, Bagaimana Menghindarinya?

Jakarta – Hipertensi sering mengiringi kehamilan. Hipertensi sebagai komplikasi dapat terjadi pada 7-9 persen kehamilan. Lebih menakutkan lagi, 18 persen dari kematian ibu hamil disebabkan hipertensi pada kehamilan.

Karena itu bagi ibu hamil, penting untuk mengelola tekanan darahnya dengan mengikuti pola makan yang sehat. Ada beberapa jenis hipertensi sering terjadi pada ibu hamil antara lain hipertensi kronik, kronik dengan preeklamsia, gestasional, pre eklamsia dan eklamsia. Biasanya ibu hamil harus lebih waspada jika tekanan darahnya mencapai 140/90 mmHg atau lebih.

Gangguan kehamilan yang ditandai oleh tekanan darah tinggi dan kandungan protein yang tinggi dalam urine ini dikenal dengan istilah preeklamsia. Gejala ini dapat membahayakan organ-organ lainnya, seperti ginjal dan hati.

“Yang perlu menjadi perhatian adalah garam. Hindari garam tinggi, jangan makan makanan kemasan atau yang mengandung pengawet, kalengan dan instant serta berhati-hati terhadap MSG,” ujarnya Rosnah Pinontoan, Sp.GK, dalam forum #TanyaDokter Teman Bumil, kemarin.

Hipertensi jarang menunjukkan gejala dan cara mendeteksinya biasanya melalui skrining. Namun, beberapa orang dengan tekanan darah tinggi melaporkan sakit kepala (terutama di bagian belakang kepala dan pada pagi hari), serta pusing, vertigo, tinitus (dengung atau desis di dalam telinga).

Kemudian, mengalami gangguan penglihatan atau pingsan dan beberapa gejala seperti: jantung berdebar-debar, sulit bernapas setelah bekerja keras atau mengangkat beban berat, mudah lelah, wajah memerah dan hidung berdarah.

Ia juga menambahkan bahwa makanan bernutrisi untuk ibu hamil juga tidak perlu makanan yang mahal maupun canggih. Justru makanan tradisional dan makin alami semakin baik.

“Yang penting ibu hamil mengonsumsi makanan yang seimbang yaitu ada karbo misalnya nasi ada lauk hewani misalnya telur atau ikan atau ayam dan ada tahu tempe atau kacang-kacangan dan sayuran. Ngemil boleh dengan buah.” [*]

Back to top button