Oikos

Nunggu Vaksin Kelamaan, Vaksin Sosial Lebih Ampuh

JERNIH – Saat ini lebih dari 44 kandidat vaksin dari berbagai negara telah memasuki tahap uji klinis dan lebih dari 9 telah mencapai uji coba tahap terakhir. Meskipun demikian masih butuh waktu lama suntikan vaksin diterima oleh setiap warga negara. Sambil menunggu, vaksin sosial harus menjadi pilihan.

Vaksin untuk Covid-19 mungkin diluncurkan lebih cepat dari yang diharapkan. Meskipun ada pembicaraan tentang dosis paling awal dari vaksin virus corona yang akan tersedia pada akhir tahun, sebagian besar pembuat obat menargetkan kuartal pertama 2021 untuk memulai inokulasi massal.

Namun, peluncuran vaksin untuk penggunaan publik saja tidaklah cukup karena proses vaksinasi yang sebenarnya dari 7 miliar orang di seluruh dunia pasti memakan banyak waktu. Sementara jumlah kasus virus corona terus melonjak di banyak negara.

Inilah momentum terus menerus mensosialisasikan vaksin sosial. Menurut TimesofIndia, ‘vaksin sosial’ yaitu menjaga jarak sosial, mengenakan masker atau penutup wajah, serta menjaga kebersihan tangan dan pernapasan yang benar. ‘Vaksin sosial’ ini akan memastikan bahwa sistem medis dan perawatan kesehatan negara tidak kewalahan. Ini juga akan membantu memperlambat penyebaran penyakit.

Di India, vaksin sosial ini terus disosialisasikan di berbagai tempat. Menteri Kesehatan Serikat Harsh Vardhan juga berbicara tentang perilaku yang sesuai dengan Covid-19 dan mendesak orang untuk mengikuti hal yang sama. Dia berkata, “Orang harus menggunakan vaksin sosial dengan memakai masker/penutup wajah saat berada di depan umum, mengikuti kebersihan tangan dan etika pernapasan, dan menjaga jarak fisik untuk mengekang penyebaran infeksi.”

Di Indonesia, pemerintah lewat Satgas Covid-19 terus menggencarkan kampanye penyuluhan 3M (Memakai masker, rajin mencuci tangan, dan selalu menjaga jarak). Kampanye 3M ini terus menerus disosialisasikan supaya masyarakat tidak lupa bahwa penyebaran Covid-19 banyak datang dari pergerakan manusia. Sehingga pelaksanaan 3M harus dijalankan secara ketat.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Doni Monardo mengatakan sejauh ini masih terdapat problem dalam penanganan pandemi Covid-19. Bahkan ada yang mengatakan bahwa Covid-19 adalah konspirasi. “17 persen masyarakat kita tidak percaya Covid-19, yang menganggap Covid-19 rekayasa, menganggap Covid-19 ini konspirasi,” ujar Mantan Danjen Kopassus, baru-baru ini. [*]

Back to top button