Otak Memutar Ulang Apa yang Kita Alami Ketika Tidur
Jakarta – Sebuah studi melaporkan bukti langsung pertama otak manusia memutar ulang pengalaman selama bangun saat kita tertidur. Bahkan ketika kita tidur, otak sibuk mengatur ingatan.
Sebuah penelitian baru mengklaim telah melihat sekilas prosesnya. Diterbitkan dalam jurnal Cell Reports, seperti dikutip dari IndianInsider, kemarin, penelitian ini melaporkan bukti langsung pertama dari otak manusia yang memutar ulang pengalaman selama terjaga ketika kita tidur, terlihat pada dua partisipan dengan array microelectrode intracortical yang ditempatkan di otak mereka sebagai bagian dari uji coba klinis antarmuka komputer.
Sesuai penelitian, otak memutar ulang pengalaman pola penembakan saraf saat bangun, juga dikenal sebagai “bermain offline”. Memutar pengalaman dianggap berkontribusi pada konsolidasi memori, proses di mana memori baru-baru ini mendapatkan lebih banyak keabadian dalam representasi saraf mereka.
Untuk penelitian ini, kedua peserta diminta untuk tidur siang sebelum dan sesudah memainkan permainan penyalinan berurutan. Mereka dibuatkan permainan dengan pikiran mereka bukan dengan pergerakan motorik. Ketika para partisipan beristirahat, bermain, dan beristirahat lagi, para peneliti mencatat aktivitas spiking dari kelompok-kelompok besar neuron individu di otak mereka melalui susunan multi-elektroda implan (elektroda mikroskopis yang didistribusikan pada area permukaan kecil).
Para peneliti mengamati pola tembakan neuron yang sama selama periode permainan dan pasca-permainan, seolah-olah para peserta terus bermain setelah mereka tidur, mengulangi pola yang sama di otak mereka pada tingkat neuronal.
“Ini adalah bukti langsung pertama bahwa pada manusia, kami juga melihat ulangan selama istirahat setelah belajar yang mungkin membantu untuk mengkonsolidasikan ingatan itu,” kata rekan penulis Jarosiewicz seperti dikutip oleh Science Daily.
“Semua mekanisme konsolidasi ingatan terkait replay yang telah kami pelajari pada hewan selama beberapa dekade ini mungkin benar-benar digeneralisasikan ke manusia juga,” tambah penulis tersebut. [*]