Ratusan Pekerja Di Bantargebang Tertular Covid dari Limbah Masker
Asep meminta perhatian masyarakat untuk dapat memisahkan antara limbah medis dan limbah rumah tangga saat membuang sampah.
JERNIH-Ratusan anggota Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta yang bertugas di Bantargebang terpapar COVID-19. Dugaan sementara, mereka terpapar COVID-19 dari limbah masker yang dibuang bersama sampah rumah tangga.
Menurut Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Asep Kuswanto, petugas lapangan masih perlu mendapat pengetahuan tentang penanganan limbah berbahaya semacam limbah masker.
“Petugas gerobak banyak yang tidak memahami ada rumah yang terkena pasien COVID-19 atau enggak, kemudian semua sampah disatukan, dimasukan ke tong sampah, dan kemudian ke Bantargebang,” kata Asep Kuswanto di Menteng, Jakarta Pusat, pada Sabtu, (18/12/2021)
Mayoritas petugas itu terpapar ketika DKI Jakarta tengah mengalami gelombang kedua COVID-19. Pada saat itu limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (limbah B3) yang dihasilkan mencapai 493 ton lebih. Di antara limbah berbahaya tersebut terdapat masker baik yang dikumpulkan dari sampah rumah tangga maupun non rumah tangga,
“Petugas kami terkena COVID-19 karena limbah masker,” kata Asep.
Hal lain yang membuat para petugas terinfeksi COVID-19, karena banyak di antara mereka yang tidak menggunakan alat pelindung diri (APD) saat mengelola limbah medis tersebut.
Untuk itu Asep meminta perhatian masyarakat untuk dapat memisahkan antara limbah medis dan rumah tangga, saat mereka membuang sampah.
Dijelaskan Asep jika penanganan limbah B3 dari rumah sakit, pihaknya tidak menemui kendala dalam pengelolaannya. Pihak rumah sakit sudah memahami cara membuang sampah yang masuk kategori limbah B3 dengan melakukan pemilahan sebelum akhirnya didistribusi ke tempat pembungan akhir.
“Kantong sampahnya (dari rumah sakit) khusus. Dari sana bakal dilakukan pengangkutan oleh pihak ketiga kami,” kata Asep.per hari.
Sementara Anggota Bidang Penanganan Satgas COVID-19 Lia Partakusuma menjelaskan jika jumlah limbah medis selama masa pandemi COVID-19 naik berkali lipat. Bahkan, peningkatan limbah medis ini berpotensi menyebakan penularan.
“Limbah medis ini berbahaya ke kita. Apa saja bahayanya ? Bisa infeksi kalau di dalam limbah, kuman bakteri virus yang bisa membuat orang tertular,” kata Lia di tempat yang sama dengan Asep.
Menurut Lia, limbah masker bekas di seluruh fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) naik sangat tinggi bersamaan dengan kasus COVID-19 saat sedang tinggi. Bahkan. dibandingkan sebelumnya hanya 75 ton per hari. Sehingga, terjadi peningkatan kuantitas limbah masker berkali lipat.
“Yang tadinya 75 ton per hari fasyankes ini, naik 108 ton, naik jadi 300 ton per hari, naik kemarin 493 ton per hari,” kata Lia menjelaskan kenaikan angka limbah masker bekas tersebut.
Senada dengan Asep, Lia juga meminta masyarakat untuk lebih bijak dalam membuang limbah masker. (tvl)