Oikos

Stok Vaksin Corona Kacau. Negara Produsen Vaksin Larang Eksport Produknya

Lima negara produsen vaksin Corona yakni Amerika, China, India, Inggris, dan Rusia memutuskan vaksin produksinya akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan warga negaranya sendiri.

JERNIH-Indonesia nampaknya akan mengalami kesulitan memenuhi stok vaksin Corona. Pasalnya saat ini negara-negara produsen vaksin Covid-19 telah melarang produk vaksinnya diekspor.

Informasi tersebut terungkap dalam rapat kerja Komisi IX DPR RI dengan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin ketika Wakil Ketua Komisi IX DPR Charles Honoris yang memimpin rapat, meminta penjelasan pemerintah soal pengadaan vaksin tersebut.

“Ramai dibicarakan soal kendala pengadaan vaksin khususnya astrazeneca. Komisi IX minta penjelasan ketersediaan vaksin Covid-19 untuk vaksinasi program pemerintah,” kata Charles dalam rapat, pada Kamis (8/4/2021) lalu.

Komisi IX DPR memerlukan kepastian ketersediaan vaksin di Indonesia tidak terganggu karena sangat membutuhkan untuk program vaksinasi.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin negara-negara yang memproduksi vaksin telah menahan produksinya untuk tidak dikeluar dari negaranya. Hal tersebut menjadi tantangan bagi pemerintah dalam memenuhi stok atau ketersediaan vaksin.

“Ada lima negara yang memproduksi vaksin yaitu Amerika, China, India, Inggris, dan Rusia. Negara-negara ini menerapkan kebijakan untuk tidak mengeluarkan vaksin yang diproduksi di negaranya,”.

Budi memberi contoh negara Amerika dan Inggris yang telah memutuskan vaksin produksinya akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan warga negaranya sendiri.

“Contoh AS, semua vaksin yang diproduksinya hanya boleh dipakai di AS saja. Inggris juga begitu,” kata Budi memberi contoh negara yang menahan produk vaksinnya.

Keadaan ini menjadi sulit bagi program vaksinasi di Indonesia, pasalnya jadwal kedatangan 100 juta dosis vaksin Corona menjadi tidak pasti menyusul adanya kebijakan dari negara produsen vaksin tersebut.

“Jadi, ada 100 juta dosis vaksin yang sampai sekarang menjadi agak tidak pasti jadwalnya,” kata Budi lebih lanjut.

Angka 100 juta vaksin tersebut berasal dari 54 juta dosis dari perjanjian dengan COVAC/GAVI yang didapat secara gratis, kemudian 50 juta dosis aksin Astrazeneca yang didatangkan Bio Farma.

“Vaksin dari COVAC/GAVI juga terkena embargo dari India,” kata Budi lebih lanjut.

Back to top button