Tak Ada Jaminan Penelitian Vaksin Virus Corona Sukses
Jakarta – Hidup dengan Covid-19 akan menjadi hal baru ‘di masa mendatang’ karena tidak ada jaminan menemukan vaksin yang sukses, kata para pakar penyakit ini.
David Nabarro, profesor kesehatan global di Imperial College London dan seorang wakil Organisasi Kesehatan Dunia di Covid-19, mengatakan bahwa orang-orang di seluruh dunia harus beradaptasi dengan ancaman coronavirus yang sedang berlangsung.
“Anda tidak perlu mengembangkan vaksin yang aman dan efektif terhadap setiap virus. Sangat sulit dalam pengembangan vaksin,” kata Dr Nabarro kepada Observer. “Jadi untuk masa yang akan datang, kita harus menemukan cara untuk menjalani hidup kita dengan virus ini sebagai ancaman konstan. Itu berarti mengisolasi mereka yang menunjukkan tanda-tanda penyakit. Orang yang lebih tua harus dilindungi. Selain itu, kapasitas rumah sakit untuk menangani kasus harus dipastikan.”
Sementara itu Profesor Sarah Gilbert, Profesor Vaksinologi di Universitas Oxford, yang memimpin tim yang mengembangkan vaksin Covid-19, juga mengatakan tidak ada yang bisa memastikan menemukan vaksin yang bisa diterapkan pada penderita.
Dia memberi tahu BBC Andrew Marr Show: “Karena itu kita harus melakukan uji coba untuk mengetahuinya. Prospeknya sangat bagus, tetapi jelas tidak sepenuhnya pasti.”
Prof Gilbert mengatakan bahwa timnya belum mengimunisasi siapa pun, tetapi mereka berharap untuk memulai uji klinis menjelang akhir minggu depan. “Kami sedang menunggu tes keamanan akhir untuk dilakukan pada vaksin dan persetujuan akhir untuk diberikan.”
Sementara itu, izin telah diberikan untuk merekrut sukarelawan, mengambil tes darah, menjelaskan proses dan memeriksa status kesehatan mereka. “Pada saat kita memiliki semua persetujuan untuk vaksin siap, kita harus memiliki kumpulan sukarelawan.”
The Sunday Times melaporkan para ilmuwan sedang menyelidiki penggunaan Llamas dengan sebuah penelitian baru di Belgia yang menunjukkan antibodi yang diperoleh dari darah llama dapat membantu menetralkan coronavirus.
Dengan tikus laboratorium dalam penelitian coronavirus, para ilmuwan Korea Selatan mengatakan ferret bisa berperan dalam pengujian vaksin juga karena ketika terinfeksi Covid-19, mereka merespons serupa terhadap manusia, kata Times.
Sementara itu, mantan Jeremy Hunt mantan Sekretaris Negara untuk Urusan Luar Negeri dan Persemakmuran mengatakan pandemi telah menunjukkan perlunya negara-negara untuk bekerja sama dalam sistem kesehatan global baru yang melibatkan kerja sama yang lebih baik antara pemerintah.
Mr Hunt mengatakan kepada The Observer, keamanan kesehatan global sekarang akan berada “dalam daftar masalah kecil tapi kritis”, seperti perubahan iklim, yang hanya dapat diselesaikan melalui kerja internasional. [Zin]