
Modernisasi alat utama dan sistem persenjataan (Alutsista) Indonesia yang dimiliki TNI dilakukan di berbagai sisi. Sejumlah alutsista termutakhir tersebut sudah tersedia, dan beberapa di antaranya akan menyusul. Tak heran jika anggaran di sektor pertahanan begitu tinggi.
JERNIH – Modernisasi alutsista Indonesia bertujuan agar TNI dan institusi keamanan lainnya tetap siap menghadapi tantangan keamanan di laut, udara, darat, dan ancaman non-konvensional (misalnya drone, perang elektronik, operasi medan terpencil). Kebijakan terbaru, terutama sejak 2022–2025, mendorong dua hal. Antara lain, akuisisi alutsista canggih dari luar negeri untuk mempercepat penguatan kemampuan utama. Pembangunan domestik dan kemandirian industri pertahanan — PT Pindad, PT Dirgantara Indonesia (PTDI), PT PAL, dan kerjasama internasional yang juga melibatkan transfer teknologi.
Berikut 10 alutsista yang paling baru/termutakhir yang sudah/akan diakuisisi atau dikembangkan oleh Indonesia:
Dassault Rafale (42 unit)

Jenis: Udara — pesawat tempur generasi 4.5
Fungsinya sebagai multirole omnirole dengan kemampuan superioritas udara, serangan darat, anti-kapal; kompatibel rudal udara-ke-udara BVR (seperti METEOR, MICA), rudal SCALP standoff, Exocet; kecepatan Mach 1.8; berat lepas landas 24,5 ton; jangkauan & daya jelajah yang tinggi.
Status: Kontrak efektif; pengiriman mulai awal 2026; akan memperkuat AU secara signifikan
Kapal Selam Scorpene (Class 1800-2000 ton, “Scorpene Evolved”)

Jenis: Laut — kapal selam
Merupakan kapal selam modern dengan sistem tempur SUBTICS, cocok untuk operasi permukaan dan bawah laut, serta pengintaian/special ops; panjang 72 meter, dive capability dan endurance tinggi; dilengkapi 6 tabung peluncur torpedo/rudal; material dan pelatihan termasuk dalam paket; salah satu unit bakal dibangun di dalam negeri (PT PAL).
Status: Sudah ditandatangani kontrak; akan memperkuat kemampuan bawah laut TNI AL.
Tank Harimau

Jenis: Darat — medium tank/kendaraan tempur lapis baja
Merupakan hasil kerja sama Indonesia-Turki; bobot 30 ton; dilengkapi meriam 105 mm; kecepatan 70 km/jam; jarak jelajah sekitar 600 km; proteksi balistik; mobilitas tinggi dengan kemampuan manuver yang baik di medan darat.
Status: Sudah dioperasikan oleh TNI AD; menjadi kekuatan tempur darat yang lebih modern dibandingkan kendaraan lapis baja lama.
SS3-M1 (Senapan Serbu Modular 1 / Pindad AM1)

Jenis: Darat — senjata ringan
Adalah senapan serbu dengan desain modular dan ergonomis; ringan; menggunakan rail/hand guard untuk aksesori; kaliber standar 5,56×45mm NATO; lebih modern dibanding pendahulunya SS2.
Status: Sudah diperkenalkan; mulai digunakan sebagai bagian dari senjata infanteri modern dalam negeri.
Drone MALE “Elang Hitam” (PT DI)

Jenis: Udara — UAV pengintai / operasi medium altitude long endurance
Drone dengan kemampuan terbang 24 jam, payload (muatan) sekitar 300 kg; untuk pengawasan/pengintaian; penting untuk operasi udara di wilayah terpencil atau pulau-terluar.
Status: Masih dalam tahap uji/demo flight; diharapkan masuk ke rencana strategis pengadaan alutsista 2025-2029.
Anoa 6×6 Mortar

Jenis: Darat — kendaraan tempur + dukungan artileri ringan
Varian panser Anoa yang dilengkapi pelontar mortir 81 mm dengan recoil system; atap bisa terbuka/tutup otomatis menggunakan sistem hidrolis; kapasitas angkut cukup untuk kru/mobilisasi munisi.
Status: Sudah diperkenalkan di Indo Defence 2025.
Senjata Anti-Drone SPS-1 & Mobile Jammer

Jenis: Keamanan udara/perlindungan domestik — counter-drone dan perang elektronik ringan
Dirancang untuk menangkal serangan drone asing; mobile jammer memperkuat pertahanan terhadap gangguan sinyal dan pengintaian ilegal menggunakan drone; teknologi penting di era ancaman drone.
Status: Sudah diproduksi dalam negeri oleh PT Pindad; mulai diperkenalkan dan diuji coba.
IFAR-22 (Indonesian Future Assault Rifle)

Jenis: Darat — senjata infanteri ringan
Bullpup assault rifle kaliber 5,56×45 mm NATO; dua panjang laras (sekitar 16 inch dan 20 inch); desain untuk modularitas dan ergonomis.
Status: Baru diperkenalkan; bagian dari usaha diversifikasi senjata ringan dalam negeri.
MV3-EV “Pandu” (Maung V3 EV / Kendaraan taktis listrik)

Jenis: Darat — mobilitas & kendaraan operasional taktis
Versi kendaraan taktis ringan yang basisnya Maung / EV3, dijadikan kendaraan listrik penuh; cocok untuk operasi cepat, patroli, dan mobilitas di medan dalam kota / terpencil; sifat rendah emisi dan perawatan mungkin lebih mudah/murah.
Status: Baru diluncurkan pada Indo Defence 2025; sebagai salah satu tonggak kendaraan taktis domestik berbasis listrik.
2 Offshore Patrol Vessels (OPV) dari Fincantieri

Jenis: Laut — patroli & keamanan maritim
Kapal patroli pantai/lepas pantai dari perusahaan Italia; dilengkapi sistem tempur dan logistik modern; membantu TNI AL memperkuat pengawasan laut, pertahanan perairan ZEE, patroli pulau-terluar.
Status: Telah ditandatangani kontrak; akan dioperasikan di sektor laut.(*)
BACA JUGA: 18 Tank Harimau Perkuat Alutsista TNI AD