JAKARTA- Wakapolri, Komjen Pol Gatot Eddy Pramono,meminta agar masyarakat tidak mudah percaya informasi yang beredar dalam media social. Ia meminta agar masyarakat rajin melakukan cek dan ricek untuk mendapatkan kepastian dan kebenaran informasi.
“Apabila mendapatkan suatu berita ataupun kabar, ditelitilah terlebih dahulu kebenarannya agar kita tidak menimpakan kerugian pada diri sendiri ataupun orang lain,”.
Pernyataan itu disampaikan Gatot karena keprihatinannya atas masih banyaknya hoaks yang beredar dalam masyarakat yang dapat mengancam Bhineka Tunggal Ika. Gatot menyampaikan usai mengunjungi Masjid Jami’ Istiqomah di Jakarta Barat.
Gatot juga mengimbau agar masyarakat tidak mudah membagikan informasi yang belum jelas kebenaranya atau cek dan ricek terlebih dulu.
“Memang saat ini adalah era post-truth. Tapi berbagai pengalaman atas efek buruk dari hoaks, disinformasi, dan sejenisnya itu, sudah sepatutnya menjadikan kita semua mawas diri. Ada Bhineka Tunggal Ika yang harus kita jaga,” kata GatOt.
Dampak hoaks dan disinformasi membuat generasi muda jadi kontraproduktif karena waktunya tersita hanya untuk melototi media sosial. Padahal keberadaan berita itu belum tentu benar dan belum tentu bisa dipertanggungjawabkan.
Hal yang paling buruk dari hoaks adalah timbul ketidakpercayaan masyarakat terhadap suatu fakta. Bahkan tidak menutup kemungkinan akan memicu perpecahan dalam masyarakat.
“Perpecahan sangat merusak, salah satunya warisan dari para pendiri bangsa, Bhineka Tunggal Ika. Kapolri sendiri juga sudah tegas menyatakan melalui 7 Program Prioritas yang salah satu isinya adalah Pemantapan Harkamtibmas (Pemeliharaan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat-red).” kata mantan Kapolda Metro Jaya yang hari itu menjadi khatib. “Untuk itu, saya menghimbau masyarakat agar senantiasa menghindarkan diri melakukan perbuatan maksiat, perbuatan tercela dan perbuatan pidana. Segera putus rantai hoaks dan disinformasi itu,”
(tvl)
