POTPOURRI

Ada Pajak Anjing di Kota Ini

Pajak harian dan tahunan untuk anjing diberlakukan untuk pemilik lokal serta wisatawan yang datang.

JERNIH-Kota Bolzano, Italia membuat aturan baru, mulai tahun 2026 pemilik anjing yang mengunjungi Kota Bolzano di Italia utara akan dikenai pajak harian sebesar 1,50 euro atau sekitar Rp29.177. Kota Bolzano sendiri merupakan destinasi wisata alam tersebut, “gerbang” menuju Pegunungan Dolomit.

 Anjing termasuk hewan peliharaan yang kini sering bepergian dengan paspor sendiri. Di tengah era overtourism, pengenaan pajak terhadap hewan tidak terelakan, guna mengimbangi dampak yang ditimbulkan terhadap lingkungan.

Pengenaan pajak anjing ini tidak hanya ditujukan pada anjing wisatawan namun juga anjing milik warga setempat. Besaran pajak tahunan anjing adalah 11 euro (1.945.150) per anjing.

Adapun pajak anjing ini nantinya digunakan untuk membiayai pembersihan jalan dan mendanai taman-taman baru yang dirancang khusus untuk anjing dan pemiliknya.

Sebelumnya kota Bolzano juga pernah mengeluarkan kewajiban membayar biaya registrasi DNA anjing, registrasi DNA ini bertujuan untuk mencocokan kotoran anjing yang tidak dikumpulkan/ dibersihkan pemiliknya, sehingga dapat dicocokkan dengan pelaku dan denda pun dijatuhkan.

Anggota Dewan Provinsi Luis Walcher, yang mengajukan kebijakan ini, mengatakan mereka yang telah mematuhi registrasi DNA akan dibebaskan dari pungutan baru ini selama dua tahun.

“Ini kebijakan yang adil karena hanya menyangkut pemilik anjing,” katanya dilansir CNN 3 Oktober.

“Kalau tidak, pembersihan trotoar akan menjadi tanggung jawab seluruh masyarakat, padahal harus dikatakan bahwa satu-satunya kotoran di jalanan kota kita adalah kotoran anjing,”.

Pemilik anjing yang tidak membersihkan kotoran hewan peliharaan mereka saat ini menghadapi denda hingga 600 euro (Rp11.670.900) per pelanggaran.

Namun, Carla Rocchi dari ENPA, badan perlindungan hewan nasional, menyebut kebijakan tersebut justru merugikan wilayah tersebut.

“Provinsi Bolzano mencetak gol bunuh diri dengan pajak untuk anjing dan bahkan turis berkaki empat,”.

“Setelah kegagalan proyek DNA anjing yang menggemparkan dan mahal, alih-alih berfokus Ia mengatakan, kebijakan tersebut tidak hanya merugikan keluarga dan wisatawan yang memilih bepergian dengan anjing mereka, tetapi juga mengirimkan pesan yang sangat keliru: menjadikan hewan sebagai pembayar pajak.

“Sungguh paradoks di daerah yang mengandalkan pariwisata dan perhotelan, kita justru menyasar mereka yang memilih liburan yang penuh rasa hormat dan inklusif, dengan membawa serta sahabat berkaki empat mereka”.(tvl)

Back to top button