POTPOURRI

Akibat Covid Lebih dari 9.000 Anak di Jakarta Jadi Yatim Piatu

Dari seluruh anak yatim, piatu dan yatim piatu hanya 4.345 anak yang mau menerima bantuan. Sisanya 5.000 anak menyatakan tidak mau menerima karena sudah cukup.

JERNIH-Lebih dari 9.000 anak di DKI Jakarta menjadi yatim piatu karena orangtuanya meninggal akibat Covid-19. Anak-anak tersebut merupakan keluarga dari 13.989 orang di DKI Jakarta wafat akibat Covid-19 sejak pandemi.

“Banyak di luar sana, anak-anak yang yatim, yang yatim piatu, karena orangtuanya terkena oleh Covid, wafat. Jika dulu kita tidak terbuka dengan data, maka hari ini kita tidak tahu, berapa jumlah anak yang ditinggal orangtuanya karena Covid,” kata Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam akun YouTube-nya, pada Sabtu (12/2/2022).

“Ada lebih dari 9.000 anak yang orangtuanya meninggal karena Covid. 9.000 anak di Jakarta yatim atau yatim piatu karena Covid,” Anies Baswedan melanjutkan.

Anies meminta jajarannya untuk mencarikan anggaran agar dapat memberikan bantuan kepada anak yatim, piatu atau yatim piatu saat ini.

Bantuan tersebut berupa bantuan sebesar Rp 300 ribu kepada setiap anak per bulan. Adapun syarat penerima bantuan tersebut, adalah anak usia belajat.

“Diberikan kepada anak-anak yang usianya di bawah 18 tahun. Atau remaja yang berusia di antara 18-22 tahun. Jadi intinya kita berharap membantu mereka yang masih dalam fase belajar,”, kata Anies menambahkan.

Pemprov DKI Jakarta memiliki program Peduli Anak dan Remaja dengan menerbitkan Kartu Peduli Anak dan Remaja untuk membantu anak-anak yang menjadi yatim atau yatim piatu akibat orangtuanya meninggal karena Covid-19. Kartu tersebut berlaku untuk anak yang tergolong mampu maupun tidak mampu.

“Kirimkan pesan kepada setiap keluarga bahwa Pemprov DKI Jakarta melindungi setiap anak yang ditinggal oleh orangtuanya wafat karena Covid. Kita tidak pilih kasih. Status orangtuanya biarlah itu latar belakangnya,” kata Anies Baswedan.

Seluruh anak yatim atau yatim piatu mendapat bantuan tersebut namun hanya 4.345 anak yatim atau yatim piatu yang menerima. Sisanya 5.000 anak menyatakan tidak mau menerima karena sudah cukup.

“Pada waktu itu dalam rapat saya juga sampaikan. Ada semacam keyakinan atau feeling bahwa mungkin sebagian dari mereka akan menyampaikan terima kasih tidak mau terima (bantuan). Tapi, bagian kita bukan menyeleksi mana yang mau terima mana yang tidak, bagian kita menjangkau semua bahwa mereka nanti mau terima, Alhamdulillah. Tidak mau terima Alhamdulillah, enggak apa-apa. Tapi semuanya tahu kita peduli,”. (tvl)

Back to top button