Solilokui

Biarkan Heru Budi Hartono Tunjukkan Kemampuan dan Amanahnya

Bila Presiden Jokowi memilih Heru,tentu pula dengan alasan yang sangat berdasar, tak sekadar urusan pragmatis tahun politik 2024, sebagaimana dikuatirkan banyak orang. Bagaimanapun masa kepemimpinan Presiden Jokowi siap berakhir. Lengser dan menjadi pandito yang adil serta mengutamakan kebaikan negeri ke depan, tentu harus menjadi pilihan utama beliau.  

Oleh   : Darmawan Sepriyossa

JERNIH–Bila Allah menghendaki, tak ada makhluk, apapun jenisnya, yang bisa menghalangi. Itu yang terjadi pada Heru Budi Hartono, penjabat gubernur DKI Jakarta saat ini. Sempat masuk bursa calon wakil gubernur manakala Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok bersiap mencalonkan diri pada Pilkada DKI Jakarta 2017 melalui jalur independen. Namun, manakala partai politik mulai melirik, Ahok pun berhitung dan melepas Heru. Secara politik, pilihan Ahok sangat rasional manakala ia menggandeng Djarot Syaiful Hidayat sebagai calon wakilnya saat itu.

Kita tahu, pada kontestasi itu Ahok-Djarot pun harus tersisih, menjadi penonton di pinggiran selama setidaknya lima tahun. Siapa nyana kalau hari-hari ini Heru akan tiba di kursi yang dulu diperebutkan itu. Bahkan tak sekadar jadi wakil, ia kini bukan orang kedua siapa pun di pemerintahan Provinsi DKI Jakarta. Dan bukan waktu yang singkat, sekitar dua tahun, alias 40 persen dari masa jabatan gubernur yang terpilih melalui kontestasi Pilkada.  

Sekali lagi, jika Allah menghendaki, tak ada survey lembaga mana pun yang bisa menghadang dan jadi kendala.  Sebab, paling tidak ada dua hasil lembaga survey belum lama ini merilis hasil yang cenderung tidak berpihak kepada pilihan Presiden Jokowi itu. Sehari sebelum Heru dikabarkan terpilih, atau 6 Oktober lalu, survei Indonesia Political Opinion (IPO) merilis hasil yang menegaskan pilihan warga Jakarta bukan pada Heru, melainkan Direktur Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum Kemendagri, Bahtiar. Menurut Direktur Eksekutif IPO, Dedi Kurnia Syah, Bahtiar menjadi pilihan warga Jakarta karena ia dianggap netral dari kepentingan politik (27 persen), dan netral dari polarisasi politik masa lalu (11 persen).

Bahkan setelah Heru resmi menjadi pilihan Presiden melalui sidang Tim Penilai Akhir (TPA) pun, Lembaga Riset Publik (LRP) masih saja menggelar konferensi pers mengumumkan hasil survey mereka terhadap 600 warga Jakarta. “Dari tiga nama yang telah diusulkan DPRD DKI, Bahtiar mendapat respons tertinggi untuk rekomendasi publik, yaitu 37,6 persen; disusul Marullah Matali 23,4 persen, dan Heru Budi Hartono 7,3 persen,”kata peneliti Lembaga Riset Publik (LRP), Arwan Pranata, Sabtu (8/10/2022) atau sehari setelah Heru resmi terpilih.

Kalau pengamat politik dan sebagainya, jangan ditanya. Sebagaimana biasa, media massa segera riuh-rendah oleh komentar pro dan kontra. Ada pula kalangan pengamat yang meminta agar keputusan TPA itu dipertimbangkan ulang.

Saya sendiri lebih memilih semua berjalan ke depan. Sett-back, bagaimana pun meminta konsekuensinya sendiri. Artinya, bagaimana pun Heru sudah terpilih melalui sebuah proses yang proper dan sah. Dan tentu saja, jatuhnya pilihan kepada Heru pun bukan tanpa alasan. Secara kapasitas, pengalaman Heru bekerja dalam birokrasi lebih dari cukup.

Mengawali kiprah di birokrasi DKI Jakarta sebagai staf khusus wali kota Jakarta Utara pada 1993, 10 tahun kemudian Heru sudah menjabat sebagai kepala biro. Pada saat Jokowi gubernur, Heru ditunjuk menjadi wali kota Jakarta Utara. Setahun kemudian ia ditarik kembali ke Pemprov DKI dan menjabat kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah. Sebagaimana ditulis sebelumnya, pada 2017 ia bahkan sempat dilirik Ahok untuk mendampinginya sebagai calon wakil gubernur. Artinya, di tingkat provinsi, kapasitas Heru terbilang paripurna.

Bila Presiden Jokowi memilih Heru,tentu pula dengan alasan yang sangat berdasar, tak sekadar urusan pragmatis tahun politik 2024, sebagaimana dikuatirkan banyak orang. Bagaimanapun masa kepemimpinan Presiden Jokowi siap berakhir. Lengser dan menjadi pandito yang adil serta mengutamakan kebaikan negeri ke depan, tentu harus menjadi pilihan utama beliau.  

“Saya kan sudah kenal Pak Heru lama sekali, sejak jadi wali kota di DKI.  Saya tahu betul rekam jejak secara bekerja, kapasitas, kemampuan. Saya tahu semuanya,” kata Jokowi, seolah menggaransi.

Gubernur Anies Baswedan sendiri percaya bahwa Jokowi telah mengambil keputusan dengan baik. “Kami percaya bahwa Bapak Presiden mengambil keputusan dengan mempertimbangkan seluruh faktor yang lengkap demi kebaikan bagi masyarakat Jakarta,” kata Anies, Jumat (7/10/2022).

Kepercayaan besar itu tentu tak akan disia-siakan Heru. Tidak perlu dibilang bahwa pengalaman sebelumnya, serta usia yang semakin matang tentu menyadarkan Heru bahwa kepemimpinan sejatinya urusan pertanggungjawaban manusia kepada Sang Khalik, kelak.   

Sementara, amanah kepemimpinan pun beratnya mendekati maha. Umat Islam percaya, Alquran dalam Surat Al Ahzab (33) ayat 72 menceritakan, pada awalnya Allah menawarkan amanat kepemimpinan itu kepada langit, bumi, dan gunung-gunung yang menjejak kukuh di permukaannya. Mereka menolak. Hingga manusia pertama, Adam, yang mengambil amanah tersebut.

Dalam riwayat Ibnu Jarir, yang diberi tahu Ibnu Basysyar, yang diberi tahu Muhammad ibnu Jafar, yang diberi tahu Syu’bah, dan seterusnya sampai ke Ibnu ’Abbas, menyatakan, “Hamba terima,” jawab Adam. Kemudian kita tahu, tidak lebih dari jangka antara waktu asar dan malam di hari itu, Adam sudah  terkena dosa dan terusir dari Sorga (Tafsir Ibn Katsir, III: 522).

Buya Hamka dalam tafsirnya menyetujui interpretasi Al-Qurthubi atas ayat tersebut: “Ini kata majaz (kiasan),” katanya. “Sedangkan langit dan bumi dan gunung-gunung merasa berat memikul, karena itu hendaklah manusia berhati-hati.” (Hamka, XXII: 112).

Makanya tidak heran bila pahala untuk seorang pemimpin yang Amanah pun begitu hebat.  Sabda Rasulullah yang diriwayatkan Abu Hurairah dan At-Turmudzi menyatakan, Nabi pernah bersabda, “Ada tiga manusia yang doa mereka tidak akan ditolak Allah, yaitu doa orang yang berpuasa sampai ia berbuka, doa pemimpin yang adil, dan doa orang yang teraniaya.”

Ayo Pak Heru, buktikan dalam dua tahun ini Jakarta akan kian adil bagi semua! [ INILAH.COM]

Back to top button