POTPOURRI

Apa Kata Uga Wangsit Prabu Siliwangi Jika Keenam Gunung Ini Meletus?

Apa kabar Yajuz dan Majuz alias Gog and Magog yang konon selama ini dibendung Iskandar Zulkarnain dan baru akan merangsek ke permukaan bumi beberapa saat sebelum proses menuju kiamat bergerak? Mungkinkah itu bunyi pukulan gada-gada mereka yang mencari jalan menuju permukaan?

Oleh : Ki Balangantrang*

PAKUAN— Bicara tentang Prabu Siliwangi akan terasa seolah membicarakan maklhuk yang tidak sepenuhnya manusia. Tidak hanya karena mitos yang menautkannya kepada siluman maung sebagai warga kerajaan lelembut. Tetapi karena jauh melampaui saat dirinya menghilang tanpa jelas keberadaannya pun, bagi urang Sunda Prabu Siliwangi selalu datang menyambangi (ngalongok).

Siliwangi tercatat dalam naskah Koropak 630 sebagai lakon pantun. Naskah itu ditulis tahun pada 1518, tanpa jelas siapa yang menuliskannya. Di sana juga tertera satu kuplet yang disebut ‘Wangsit Siliwangi’.

Wangsit Siliwangi dipelajari dengan teliti bukan oleh Dang Jajang dari Subang, tetapi oleh  Robert Wessing, antropolog University of Illinois, Amerika Serikat. Wessing menyebut cerita itu kental dengan balutan mitos.

Namun, mitos itu pun sangat dapat dipahami melalui penelusuran konteks sosial dan historisnya, yang berkaitan dengan “perubahan politik di Jawa Barat. “Terutama perubahan dari kerajaan (Hindu) Vaisnava kepada kerajaan Islam pada sekitar 1579, serta orientasi masing-masing kerajaan,”tulis Wessing dalam “A Change in the Forest: Myth and History in West Java”. Tulisan itu dimuat Journal of Southeast Asian Studies, Vol 24, No 1, Maret 1993.

Dalam potongan bait “Uga Wangsit Siliwangi”, disebutkan :

“Daréngékeun! Jaman bakal ganti deui! Tapi engké, amun gunung gedé geus bitu, disusul ku tujuh gunung. Genjlong deui sajajagat!”

“Kalian dengarkan! Zaman akan berganti lagi! Tapi nanti, jika gunung gedé sudah meletus, didusul oleh tujuh gunung. Gempar lagi seluruh dunia!”

Setidaknya, menurut saya ada tiga arti yang mewakili kata ‘gede’.

1. Merujuk pada nama Gunung Gedé di Jawa Barat.

2. Merujuk pada gunung yang besar (gede) secara ukuran.

3. Merujuk pada nama gunung (Gunung Agung di Bali) yang memiliki padanan kata yang sama.

Seperti kita ketahui, pada 1963 gunung Agung meletus, dengan fase erupsi hingga satu tahun. Sementara pada tahun 1965, terjadilah peristiwa G30S yang kini tak boleh pakai ‘PKI’.  

Apakah yang dimaksud adalah virus corona? Atau sebuah era yang lebih pelik dari sekarang? Apa yang berdentum di subuh kemarin, manakala Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) pun menolaknya sebagai bunyi letusan Krakatoa? Apakah itu bunyi serunai Malaikat Isrofil, namun bukan serunai pertama, sekadar check-sound semata? Apa kabar Yajuz dan Majuz alias Gog and Magog yang konon selama ini dibendung Iskandar Zulkarnain dan baru akan merangsek ke permukaan bumi beberapa saat sebelum proses menuju kiamat bergerak? Mungkinkah itu bunyi pukulan gada-gada mereka yang mencari jalan menuju permukaan?

Ah, teuing lah. Namanya juga stay at home sudah berpekan-pekan. Wajar jika pipikiran  ka mana mendi berjalan-jalan..[ ]

*Naskah dasar ini nemu di grup WA tanpa jelas penulisnya.

Back to top button