Bagaimana Penerapan AI di SPBU?
“Jadi orang yang tidak berhak, dengan big data yang kita punya, nozzle bensin otomatis akan mati sendiri karena melihat nomor plat dari mobil (yang tidak berhak) itu. Jadi yang kita subsidi itu orang-orang berhak, tertarget,” .
JERNIH-Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan memastikan, dalam waktu dekat pemerintah akan memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) untuk membatasi pembelian BBM subsidi jenis Pertalite dan Solar
“Pemerintah mau meluncurkan program untuk BBM dengan teknologi AI,” kata Luhut dalam Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2024 di Jakarta Convention Center, (JCC) Senayan, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.
Menurut Luhut penggunaan AI dalam penyaluran BBM subsidi akan menghemat dana negara hingga Rp90 triliun per tahun. selanjutnya, alokasi subsidi bisa dialihkan untuk program lain seperti untuk pendidikan atau industri.
Bahkan Luhut menyebut jika dengan menggunakan tehnologi AI, SPBU dapat mendeteksi mobil orang kaya. AI disebut dapat menyortir kendaraan mana saja yang boleh menerima bahan bakar minyak (BBM) subsidi.
“Jadi orang yang tidak berhak, dengan big data yang kita punya, nozzle bensin otomatis akan mati sendiri karena melihat nomor plat dari mobil (yang tidak berhak) itu. Jadi yang kita subsidi itu orang-orang berhak, tertarget,” jelas Luhut dalam diskusi tersebut.
Lebih lanjut dikatakan, dengan cara ini negara bisa menghemat anggaran subsidi BBM secara bertahap hingga Rp90 triliun per tahun sehingga bisa dialokasikan kepada sektor yang lebih penting seperti pendidikan dan juga industry.
Sebagaimana diketahui pemerintah melalui PT Pertamina (Persero)sejak 2023 telah menerapkan pembatasan pembelian BBM bersubsidi, sejauh ini baru berlaku untuk BBM jenis Solar. Sementara, pembatasan BBM jenis Pertalite di beberapa daerah baru sebatas uji coba.
Untuk tahap awal penggunaan AI ini akan diujicoba pada pom bensin milik BUMN. (tvl)